Kisah Umar bin Abdul Aziz Menghentikan Caci Maki terhadap Ali bin Abi Thalib, Sebuah Keadilan yang Ditegakkan

16 Juli 2022, 16:30 WIB
Uang Dinar di era Umar bin Abdul Aziz /Creative Commons/

BERITA BANTUL – Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah ke-8 dari Dinasti Umayah. Dia dibaiat sebagai khalifah menggantikan sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik.

Di antara sekian khalifah tiran Dinasti Umayah, Umar bin Abdul Aziz inilah seorang pemimpin yang mengedepankan keadilan.

Dalam berbagai kisah yang populer, terdapat beragam kisah yang menarasikan keadilannya. Salah satunya adalah perihal menghentikan caci maki terhadap Ali bin Abi Thalib dan keluarganya dalam setiap khotbah.

Ali bin Abi Thalib memang dijadikan sasaran caci maki oleh Dinasti Umayah karena dalam sejarahnya, Muawiyah pendiri dinasti ini, memang berseteru dengan Ali. Ali adalah musuh politik dinasti ini.

Baca Juga: Detik-Detik Utsman bin Affan Dibaiat sebagai Khalifah, Beginilah Jalaluddin Rumi Mengisahkannya

Sebelum era Umar bin Abdul Aziz, tradisi mencaci maki Ali dalam setiap khotbah memang dilakukan secara masif. Umar pun menyusun kebijakan untuk menghentikannya.

Dikutip dari buku berjudul Lisanul Hal (Qaf, 2020) karya K.H. Husein Muhammad, dikisahkanlah kebijakan Umar bin Abdul Aziz ini dalam menghapus tradisi caci maki terhadap Ali.

Setelah dibaiat sebagai khalifah, salah satu pekerjaan pertama Umar adalah menghentikan caci maki terhadap Ali bin Abi Thalib yang sebelumnya menjadi kebijakan politik Dinasti Umayah.

Umar pun mengirimkan surat kepada semua gubernurnya dan memerintahkan mereka untuk melaksanakan kebijakan baru ini, yakni tidak lagi mencaci maki Ali.

Baca Juga: Keistimewaan Imam Ali bin Abi Thalib Pemimpin Umat Islam dari Keluarga Bani Hasyim

Mengenai latar belakang Umar memberlakukan penghentian kebijakan caci maki terhadap Ali adalah sebagaimana yang diceritakannya ini:

Dulu saya di Madinah. Di sana saya belajar kepada Ubaidillah bin Abdullah dan bahkan selalu bersamanya. Dia mendengar bahwa saya mendukung kebijakan Dinasti Umayah dalam hal membenci Ali.

Pada suatu hari, saya datang menemuinya. Waktu itu dia sedang shalat. Saya menunggunya cukup lama.

Begitu selesai shalat, dia menoleh ke arah saya dan berkata, “Sejak kapan engkau tahu bahwa Allah marah dan membenci orang-orang yang ikut dalam Perang Badar dan Baiat Ridlwan? Padahal, Allah telah meridai mereka.”

Baca Juga: Rahasia Kecerdasan Muawiyah dan Kebijaksanaan Sayyidina Hasan Cucu Rasulullah

Saya menjawab, “Belum pernah.”

“Kalau begitu, apakah benar sikapmu terhadap Ali sebagaimana yang pernah saya dengar?” tanya Ubaidillah.

“Saya mohon ampun kepada Allah dan meminta maaf kepadamu. Saya berjanji untuk meninggalkan apa yang pernah saya lakukan ini,” jawab Umar.

Itulah latar belakang Umar bin Abdul Aziz menghentikan caci maki terhadap Ali sehingga ketika menjadi khalifah, dia memberlakukan kebijakan baru yang melawan arus dari para khalifah sebelumnya.

Dari situ, Umar kemudian mengganti khotbah yang berisi caci maki terhadap Ali dengan firman Allah yang termaktub dalam surah Al-Nahl ayat 90.

Baca Juga: Kisah Abu Bakar dan Umar bin Khatthab yang Sering Beda Pendapaat namun Saling Memuji

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Demikianlah kisah Umar bin Abdul Aziz dengan kebijakan barunya untuk tidak lagi mentradisikan caci maki terhadap Ali bin Abi Thalib.***

Editor: Joko W

Tags

Terkini

Terpopuler