Hari Asyura; Sejarah, Puasa, dan Tradisi Berbagi Kebahagiaan Umat Islam

8 Agustus 2022, 17:58 WIB
Keutamaan Hari Asyura atau 10 Muharram /pixabay.com

 

BERITA BANTUL - Hari Asyura; Sejarah, Puasa, dan Tradisi Berbagi Kebahagiaan Umat Islam.

Asyura (Sura dalam bahasa Jawa) diambil dari kata ‘Asyara yang secara literal berarti sepuluh. Asyura dalam perbincangan sosial keagamaan sebagai tanggal 10 atau hari ke-10.

Karena dalam sistem kalender Islam Asyura masuk dalam bulan Muharram, maka terma Asyura berarti tanggal 10 Muharram.

Kata ini (Muharram) berarti dihormati atau diharamkan untuk berperang. Nabi saw. menyebut salah satu empat bulan yang disebut Al-Qur’an sebagai bulan-bulan yang dihormati adalah Muharram.

Baca Juga: Isyarat Malaikat kepada Rasulullah tentang Kesyahidan Husein bin Ali di Karbala, Kabar dari Langit Tak Meleset

Ada sejumlah peristiwa penting dalam sejarah umat manusia yang terjadi pada hari itu. Sejumlah informasi menyebutkan peristiwa-peristiwa besar itu, antara lain:

  • Nabi Adam diciptakan dan bertobat sesudah melakukan kekeliruan memakan buah terlarang.
  • Nabi Nuh selamat dari gelombang banjir besar di Ur dan mendarat.
  • Nabi Ibrahim selamat dari pembakaran dirinya oleh raja Namrud.
  • Nabi Sulaiman menduduki kursi kerajaan besar.
  • Nabi Yusuf kembali bertemu dengan ayahnya, Nabi Ya’qub, setelah dinyatakan saudara-saudaranya sudah mati dimakan binatang buas.
  • Raja Firaun dan para pengikutnya tenggelam di Laut Merah dalam pengejaran mereka terhadap Nabi Musa.
  • Nabi Musa diselamatkan dari pengejaran Firaun.
  • Nabi Yunus keluar dari perut paus.
  • Nabi Ayyub sembuh dari sakit panjangnya.
  • Nabi Isa dilahirkan dan diangkat ke langit.

Baca Juga: Kisah Sayyidina Ali Bertransaksi dengan Allah dan Tiga Anugerah Spesial yang Tiada Duanya

Sebuah hadis menyebutkan :

عن ابن عباس رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّه صلى الله عليه وسلم قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَه؟" فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِيهِ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ، فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّه صلى الله عليه وسلم :نَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَمَرَ بِصِيَامِه (أخرجه مسلم باب صيام يوم عاشوراء)

Ibn Abbas menceritakan bahwa manakala Nabi tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Beliau bertanya, “Kalian puasa apa?” Mereka menjawab, “Ini hari besar, Nabi Musa selamat dari kejaran Firaun dan para pengikutnya, sementara Firaun sendiri tenggelam. Maka Nabi Musa bersyukur dengan berpuasa pada hari ini.” “Nah, kami tentu lebih layak dan patut untuk berpuasa daripada Nabi Musa dan kalian.” Nabi lalu berpuasa dan menganjurkan sahabat-sahabatnya berpuasa pula.” (Dikeluarkan oleh Muslim, Bab Puasa Hari Asyura)

Akan tetapi, para sahabat Nabi mengatakan, “Duhai Nabi yang mulia, bukankah itu hari raya orang Yahudi dan Nasrani?”

Nabi menjawab, “Oh, kalau begitu tahun depan kita tambah satu hari sebelumnya, tanggal 9 Muharram.”

Baca Juga: Begini Jawaban Sayyidina Ali Saat ada Orang yang Bertanya Perbandingan Keadaan Umat Dulu dan Sekarang

Nabi Muhammad pada tanggal itu (9 dan 10 Muharram) selalu berpuasa. Beliau mengatakan:

إنّ عاشوراء يوم من أيّام الله، فمَن شاء صامه ومَن شاء تركه  (رواه مسلم)

Sesungguhnya hari Asyura termasuk hari yang dimuliakan Allah, barangsiapa suka berpuasa, maka berpuasalah, barangsiapa yang tidak ingin berpuasa, tidak apa-apa. (HR. Muslim)

وعن عائشةَ رضيَ اللهُ عنها قالت: كان عاشوراءُ يومًا تَصومهُ قريش في الجاهلية، وكان النّبيُّ صلّى الله عليه وسلّم يصومه. فلمّا قدِمَ المدينةَ صَامَهُ وأمرَ بصيامه (رواه البخاري)

Dari Aisyah r.a., dia berkata, “Pada masa Jahiliah kaum Quraisy berpuasa pada Asyura. Nabi dulu juga berpuasa pada hari itu. Ketika tiba di Madinah beliau berpuasa, dan menganjurkan pengikutnya berpuasa.” (HR. Al-Bukhari)

Baca Juga: Dahsyatnya Mengusap Kepala Anak Yatim di Hari Asyura, Pahalanya Tak Terhingga

Nabi juga mengatakan, “Barangsiapa membagi kegembiraan bagi keluarganya pada hari Asyura, niscaya Allah akan melapangkannya sepanjang tahun.”

Sebagian kaum muslimin di Indonesia pada hari itu mentradisikan membuat makanan nasi atau bubur untuk dibagikan para tetangga dan fakir miskin.

Mereka juga melaksanakan puasa sunnah dua hari, tanggal 10 dan 9 yang biasa disebut Tasu’a, mengikuti Nabi saw.

Tulisan ini dilansir dari status Husein Muhammad pada akun Facebook pribadinya yang diunggah pada 7 Agustus 2022.***

Editor: Joko W

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler