Kisah Umar bin Khatthab Didoakan Keburukan oleh Seorang Perempuan Janda yang sedang Kepayahan dan Kelaparan

25 Agustus 2022, 17:00 WIB
Umar bin Khatthab Didoakan Keburukan oleh Seorang Perempuan /Tangkapan layar You Tube/ Qatar Television/

BERITA BANTUL - Kisah Umar bin Khatthab, sang Amirul Mukminin, yang didoakan keburukan oleh seorang perempuan janda yang sedang kepayahan dan kelaparan.

Ini adalah kisah klasik yang sering disampaikan di pengajian-pengajian di pesantren-pesantren.

Abu Hamid Al Ghazali menuliskannya dalam kitabnya, “Al Tibr Al Masbuk fi Nashihah Al Muluk” halaman 60-61. Zaid bin Aslam bercerita demikian:

Suatu malam aku melihat Umar bin Khatthab (pemimpin orang-orang yang beriman) melakukan ronda malam bersama petugas ronda malam itu.

Baca Juga: Umat Islam Sering Berkonflik dan Bertengkar, Begini Sebabnya Menurut Abdullah bin Abbas

Aku mengikutinya dari belakang. Aku meminta diizinkan menemani mereka. Umar menyetujui.

Manakala kami berada di luar kota, kami melihat cahaya api. Kami menduga ada musafir yang beristirahat di sana.

Kami mendekat dan melihat seorang perempuan janda dengan tiga anaknya yang sedang menangis. Sang ibu sedang meletakkan panci di atas tungku yang menyala.

Bibir perempuan itu bergetar sambil mengadu kepada Tuhan, “Tuhanku, berikan keadilan atas Umar kepadaku dan tuntutlah agar dia memberikan hak kami. Dia kenyang sendiri, sementara kami lapar.”

Ketika Umar mendengar ucapannya, dia masuk sambil mengucapkan salam dan memohon izin untuk masuk.

Baca Juga: Dialog antara Al Makmun Putra Harun Al Rasyid dengan Seorang Filsuf Yunani Aristoteles

Perempuan itu menjawab, “Jika engkau bermaksud baik, masuklah!”

Umar lalu masuk dan bertanya tentang keadaannya dan anak-anaknya.

Perempuan itu mengatakan, “Aku dan anak-anakku datang dari tempat yang jauh. Aku ketakutan dan mereka lapar. Kami dalam keadaan amat payah dan sangat lapar. Mereka tidak dapat tidur dengan lelap.”

Umar lalu bertanya, “Apa gerangan yang ada di dalam panci ini?”

“Aku masukkan air di dalamnya, agar mereka mengira aku sedang masak nasi sehingga mereka bisa bersabar menunggunya,” jawab perempuan tersebut.

Sesudah mendengar cerita perempuan tersebut, Umar kemudian keluar dan menuju warung rempah-rempah untuk membeli bumbu secukupnya dan ke warung lain untuk membeli beras satu karung.

Baca Juga: Kisah Umar bin Khatthab yang Membuat Seorang Perempuan Mengalami Keguguran, Orang Bersalah Harus Minta Maaf

Sesudah itu, dia kembali menemui perempuan dan anak-anaknya itu. Umar memikul sendiri barang-barang yang dibelinya.

Akan tetapi, Zaid segera memintanya untuk membawanya, “Tuan, biarkan aku yang membawanya.”

Umar menjawab, “Jika engkau yang memikulnya, siapa yang akan memikul dosaku dan siapa yang akan  menghalangi pengaduan (doa) perempuan dan anak-anaknya itu atasku?”

Sepanjang perjalanan ke tempat mereka, Umar tak henti-hentinya menangis.

Umar menyerahkan kepadanya semua bahan makanan tersebut. Perempuan itu pun menerimanya dan mengucapkan terima kasih.

“Semoga Allah membalas budi baikmu,” katanya.

Umar lalu memasukkan bahan-bahan tersebut ke dalam panci dan menyalakan api. Manakala dia meniup bara api, debu beterbangan mengenai wajahnya.

Baca Juga: Umar bin Khatthab dan Perjanjian Elia; Peristiwa Penting dalam Sejarah yang Menggambarkan Kerukunan

Dia menunggunya sampai masak. Umar kemudian meletakkannya ke atas piring sambil mempersilakan mereka makan.

Umar mengatakan, “Ibu, tolong jangan mendoakan buruk atas Umar, karena dia tidak mendengar apa pun tentang nasib ibu dan anak-anak ini.”

Tulisan ini dilansir dari status Husein Muhammad yang diunggah di akun Facebook pribadinya pada 24 Juni 2012.***

Editor: Joko W

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler