Ngaji Hikam 28: Pengembaraan Menuju Kepada Allah Jangan Menoleh Kepada yang Lain

21 Juli 2023, 17:06 WIB
Ngaji Hikam 28: Pengembaraan Menuju Kepada Allah Jangan Menoleh Kepada yang Lain /pixabay/

HIKMAH - Ngaji Hikam 28: Pengembaraan Menuju Kepada Allah Jangan Menoleh Kepada yang Lain.

Berikut ini adalah ngaji kitab Hikam karya Imam Ibnu Athaillah As Sakandari yang menjelaskan salik penempuh jalan ruhani kepada Allah. 

Kalau sudah menempu jalan kepada Allah, maka jangan mudah goyah tergoda yang lain. 

Baca Juga: Kalau Hidup Penat dan Gelisah, Datanglah ke Kuburan Kata Gus Baha, Ini Alasan dan Rahasianya

Simak ngaji Hikam pasal 28 tentang jalan salik agar selalu istiqomah, tidak mudah goyah. 

Kitab Al-Hikam Pasal 28: Jangan Berhenti Karena Godaan. 

مااَرادتْ هِمّـَة ُ سالكٍ ان تقِفَ عِندَما كُشِفَ لهاَ الاَّونادَتـْهُ هَوَاتِفُ الحقيقَةِ الَّذى تطْلُبُهُ امامكَ وَلاَ تبَرَّجَتْ ظَواهِرُالمكوّناتِ الاَّ ونادتكَ حقاَءـقهاَ انَّما نحنُ فِتنةٌ فلا تـكفـُرْ

Artinya: "Tiada kehendak dan semangat orang salik [yang mengembara menuju kepada Alloh] untuk berhenti ketika terbuka baginya sebagian yang ghoib, melainkan segera diperingatkan oleh suara hakikat.

Bukan itu tujuan, dan teruslah mengembara berjalan menuju ke depan.

Demikian pula tiada tampak baginya keindahan alam, melainkan diperingatkan oleh hakikatnya: Bahwa kami semata-mata sebagai ujian, maka janganlah tertipu hingga menjadi kafir."

PENJELASAN:

Arti SALIK adalah: menempuh jalan. Yang di maksud Salik di sini usaha caranya bisa Wushul (sampai) kepada Allah.

Yang di maksud WUSHUL disini yaitu : sampai pada tingkatan merasa selalu berada di sisi Alloh, di dekat Alloh, dalam segala kesempatan dan waktu.

Abu Hasan at Tustary berkata: "Di dalam pengembaraan menuju kepada Allah jangan menoleh kepada yang lain, dan selalu ber-dzikir kepada Allah, sebagai benteng pertahananmu. Sebab segala sesuatu selain Allah, akan menghambat pengembaraanmu."

Syeih Abu Hasan Ali asy-Syadzily rodhiallohu anhu berkata:

"Jika engkau ingin mendapat apa yang telah dicapai oleh waliyulloh, maka hendaknya engkau mengabaikan semua manusia, kecuali orang-orang yang menunjukkan kepadamu jalan menuju Alloh, dengan isyarat [teori] yang tepat atau perbuatan yang tidak bertentangan dengan Kitabulloh dan Sunnaturrosul, dan abaikan dunia tetapi jangan mengabaikan sebagian untuk mendapat bagian yang lain, sebaliknya hendaknya engkau menjadi hamba Alloh yang diperintah mengabaikan musuh-Nya.

Apabila engkau telah dapat melakukan dua sifat itu, yakni: Mengabaikan manusia dan dunia, maka tetaplah tunduk kepada hukum ajaran Alloh dengan Istiqomah dan selalu tunduk serta Istighfar."

Pengertian keterangan ini: Agar engkau benar-benar merasakan sebagai hamba Alloh dalam semua yang engkau kerjakan atau engkau tinggalkan, dan menjaga hati dan perasaan, jangan sampai merasa seolah-olah di dalam alam ini ada kekuasaan selain Alloh, yakni bersungguh-sungguh dalam menanggapi dan memahami:

"Tiada daya dan kekuatan sama sekali, kecuali dengan bantuan dan pertolongan Alloh."

Maka apabila masih merasa ada kekuatan diri sendiri berarti belum sempurna mengaku diri hamba Alloh.

Sebaliknya bila telah benar-benar mantap perasaan La haula wala Quwwata illa billah itu, dan tetap demikian beberapa lama, niscaya Alloh membukakan untuknya pintu rahasia-rahasia yang tidak pernah di dengar dari manusia seisi alam.

Demikian Ngaji Hikam 28: Pengembaraan Menuju Kepada Allah Jangan Menoleh Kepada yang Lain.***

Editor: Amrullah

Tags

Terkini

Terpopuler