Ilmu Melipat Bumi Kiai Hamid Pasuruan ke Makam Raja Wali di Baghdad, Ulama Iraq Takjub dengan Karomahnya

- 4 Maret 2022, 18:59 WIB
Kisah Ilmu Melipat Bumi Kiai Hamid Pasuruan
Kisah Ilmu Melipat Bumi Kiai Hamid Pasuruan /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Ilmu melipat bumi termasuk khazanah keilmuan yang dimiliki para ulama.Kiai Hamid Pasuruan sudah luas dikenal punya ilmu khusus ini. 

Tentu saja, bukan untuk menunjukkan kegagahan, tapi ilmu melipat bumi digunakan Kiai Hamid Pasuruan memang karena kebutuhan. Satu sisi harus tetap ibadah, di sisi lain terus layani umat.

Sepanjang hayatnya, Kiai Hamid Pasuruan dikenal sosok yang tawadlu, tak pernah memperlihatkan luasnya ilmu yang dimilikinya.

Baca Juga: Santri Ragu Kewalian Gus Miek, Katanya Tidak Pernah Shalat, Eh... Tiba-tiba Shalat di Atas Daun Pisang

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal Youtube Penerus Para Nabi, dikisahkan ilmu melipat bumi Kiai Hamid yang disaksikan santrinya dari Blitar. 

Dikisahkan, Kiai Masyhudi Blitar, santri Kiai Hamid, pada awal tahun 80-an melaksanakan ibadah haji. Pada saat shalat Jumat di Masjidil Haram, tanpa sengaja berkenalan dengan seorang syekh dari Bagdad yang bernama Syekh Hasan.

Keduanya sama-sama fasih berbahasa Arab. Makanya, keduanya terlibat diskusi santai yang menarik.

”Apakah Anda kenal dengan Kiai Abdul Hamid Pasuruan?,” tiba-tiba Syekh Hasan bertanya Kiai Masyhudi. 

Karena terkait sang guru, Kiai Masyhudi tentu penasaran dengan itu. Pasalnya, Kiai Hamid dipahami belum pernah ada cerita pergi ke Baghdad.

Baca Juga: Ingin Jasad Tidak Hancur, Kain Kafan Tetap Terlihat Baru? Mbah Husein Ilyas Mojokerto Bocorkan Caranya

”Beliau itu guru kami yang masyhur kealimannya. Ya Syekh Hasan, dari mana Anda mengenal Kiai Hamid?,” kata Kiai Masyhuri sekaligus bertanya.

"Saya kenal baik dengan Kiai Abdul Hamid Pasuruan, sebab beliau selalu hadir pada acara haul Syekh Abdul Qodir Jaelani di Baghdad," tegas Syekh Hasan.

Syekh Hasan melanjutkan, saat di Baghdad Kiai Hamid selalu bermalam di rumahnya, dan itu rutin setiap tahun dilakukan.

Kiai Masyhudi tentu penasaran dengan fakta itu. Ia yakin Syekh Hasan tidak mungkin bohong, apalagi sampai menginap di rumahnya.

"Saya nitip salam ya sama Kiai Hamid. Saya menunggu kedatangan Kiai Hamid pada haul Syekh Abdul Qodir tahun depan," pungkas Syekh Hasan sebelum mengakhiri pertemuan.

Saat tiba di tanah air, Kiai Masyhudi segera sowan kepada guru tercinta. Sampai di rumah sang guru, Kiai Masyhudi merasa Kiai Hamid seperti hendak menyampaikan sesuatu.

Baca Juga: Karomah Syaikhona Kholil: Didik Santri dengan Menguras Jamban, Isyarat Dahsyatnya Mbah Manab Lirboyo

”Nak Masyhudi, jangan cerita ke siapa-siapa ya kalau ketemu Syekh Hasan. Salam sudah saya terima, mohon jangan cerita siapa-siapa,” pesan Kiai Hamid.

Waktu berjalan, sampai akhirnya Kiai Hamid wafat. Kiai Masyhudi akhirnya memberanikan diri mengisahkan peristiwa itu kepada Kiai Idris Hamid, putra sang guru, sekaligus konfirmasi perihal Kiai Hamid yang selalu datang ke haul Syekh Abdul Qadir Jailani di Baghdad.

"Abah belum pernah pergi jauh ke mana-mana, kecuali pada saat melaksanakan haji," kata Kiai Idris.

 

Kiai Masyhudi tercekat, merenung sangat dalam.

"Sang guru memang sosok waliyullah yang masyhur di penjuru dunia," katanya dalam hati.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah