Ngaku Cinta Allah dan Rasulullah Tapi Isinya Kosong, Namanya Cinta Palsu Kata Abah Guru Sekumpul

- 14 Maret 2022, 11:06 WIB
Dulu Abah Guru Sekumpul pernah berkata, “Cinta itu gampang, namun kebanyakan cintanya palsu, berkata cinta dengan Allah, Rusulullah dan guru, namun buktinya apa.” Enak bila sekedar mengaku-ngku cinta, namun bila dibuktikan palsu cintanya.” Cinta pada Allah, bukan hal yang mudah, karena ibadah yang dilakukan merupakan bukti kehambaan kita pada Allah, cinta pada Allah menumbuhkan ketaqwaan yang mendalam atas diri seorang hamba, semakin tinggi cinta hamba pada Allah, maka makin tinggi derajat taqwanya pada Allah, baik lahir maupun bathin. Cinta pada Rusulullah, bukan saja banyak sholawat kita untaikan, namun juga akhlak beliau harus diteladani, sunah-sunah beliau harus dijunjung tinggi. “Kita mau bahagia dunia akhirat, mulia, derajat tinggi di sisi Allah, tidak lain dengan muta’baah (mengikuti) lahir bathin dengan Rusulullah. Makin sempurna mengikuti lahir bathin dengan Rusulullah, maka semakin tinggi derajat kemuliaan hamba di sisi tuhannya,” kata Abah Guru Sekumpul. Cinta pada Auliya atau guru murobbi, cinta ini bukan sekedar ucapan cinta atau mahabbah, namun isinya kosong. Cinta dimaknai mengikuti jejak langkah beliau dalam menuntut ilmu, beramal sholeh, akhlak beliau yang mulia. “Bila sekedar panatik buta, namun tak mengikuti jejak langkah beliau, nasehat-nasehat beliau tak dilaksanakan, ilmu yang beliau ajarkan tak diamalkan, cuma bangga atas diri beliau, namanya itu cinta palsu,” kata Abah Guru Sekumpul. Bila benar cinta pada guru, apa-apa nasehat, ilmu yang beliau berikan diamalkan dengan ikhlas, istiqomah, Allah yang dituju, bukan dunia, bukan jabatan, bukan kemuliaan, bukan pujian yang dimaksud hati dalam beribadah. Kebanyakkan manusia fanatik berlebih-lebihan dengan sosok guru, hingga menuhankan guru. “Guru sebagai pemberi jalan menuju Allah dan Rusulullah, dengan perantara guru kita kenal Allah, Rusulullah, hukum-hukum tuhan, aturan Rasulnya,” tegas Abah Guru Sekumpul. Abah Guru Sekumpul juga menasehati utamakan dalam hidup ilmu dan ibadah, cari ilmu yang bermanfaat, guru yang ahlisunahwaljamaah. Dalam menuntut ilmu harus dikaji yang wajib baru yang sunat. Ibadah harus ikhas dan istiqomah serta benar sesuai tuntunan Rusulullah baik ibadah harus ikhlas dan Istiqomah serta benar sesuai tuntunan Rasulullah baik lahir maupun batin. Dalam beribadah, guru kita menekankan urusan makan, minum harus yang halal dan jangan subhat bila ibadah mau diterima. Dalam menuntut ilmu jangan berguru yang sesat menyesatkan. Semoga ini ada manfaatnya dan kita termasuk umat Rasulullah yang pandai menggembirakan hati Abah Guru Sekumpul, menggembirakan hati guru guru kita. Khususnya Abah Guru Sekumpul yang secara lahir telah tiada namun secara batin beliau masih hidup memandang kita murid muridnya. Mudah mudahan berkat Rasulullah, berkat Auliya Allah dosa kita diampuni Allah SWT, selamat dunia akhirat, kabul segala hajat, mati Husnul khatimah masuk surga bighoiri hisab, terkumpul dengan Rasullullah dan guru sekumpul. Demikian nasehat  Abah Guru Sekumpul cahaya penerang dan penyejuk hati. Semoga bermanfaat.
Dulu Abah Guru Sekumpul pernah berkata, “Cinta itu gampang, namun kebanyakan cintanya palsu, berkata cinta dengan Allah, Rusulullah dan guru, namun buktinya apa.” Enak bila sekedar mengaku-ngku cinta, namun bila dibuktikan palsu cintanya.” Cinta pada Allah, bukan hal yang mudah, karena ibadah yang dilakukan merupakan bukti kehambaan kita pada Allah, cinta pada Allah menumbuhkan ketaqwaan yang mendalam atas diri seorang hamba, semakin tinggi cinta hamba pada Allah, maka makin tinggi derajat taqwanya pada Allah, baik lahir maupun bathin. Cinta pada Rusulullah, bukan saja banyak sholawat kita untaikan, namun juga akhlak beliau harus diteladani, sunah-sunah beliau harus dijunjung tinggi. “Kita mau bahagia dunia akhirat, mulia, derajat tinggi di sisi Allah, tidak lain dengan muta’baah (mengikuti) lahir bathin dengan Rusulullah. Makin sempurna mengikuti lahir bathin dengan Rusulullah, maka semakin tinggi derajat kemuliaan hamba di sisi tuhannya,” kata Abah Guru Sekumpul. Cinta pada Auliya atau guru murobbi, cinta ini bukan sekedar ucapan cinta atau mahabbah, namun isinya kosong. Cinta dimaknai mengikuti jejak langkah beliau dalam menuntut ilmu, beramal sholeh, akhlak beliau yang mulia. “Bila sekedar panatik buta, namun tak mengikuti jejak langkah beliau, nasehat-nasehat beliau tak dilaksanakan, ilmu yang beliau ajarkan tak diamalkan, cuma bangga atas diri beliau, namanya itu cinta palsu,” kata Abah Guru Sekumpul. Bila benar cinta pada guru, apa-apa nasehat, ilmu yang beliau berikan diamalkan dengan ikhlas, istiqomah, Allah yang dituju, bukan dunia, bukan jabatan, bukan kemuliaan, bukan pujian yang dimaksud hati dalam beribadah. Kebanyakkan manusia fanatik berlebih-lebihan dengan sosok guru, hingga menuhankan guru. “Guru sebagai pemberi jalan menuju Allah dan Rusulullah, dengan perantara guru kita kenal Allah, Rusulullah, hukum-hukum tuhan, aturan Rasulnya,” tegas Abah Guru Sekumpul. Abah Guru Sekumpul juga menasehati utamakan dalam hidup ilmu dan ibadah, cari ilmu yang bermanfaat, guru yang ahlisunahwaljamaah. Dalam menuntut ilmu harus dikaji yang wajib baru yang sunat. Ibadah harus ikhas dan istiqomah serta benar sesuai tuntunan Rusulullah baik ibadah harus ikhlas dan Istiqomah serta benar sesuai tuntunan Rasulullah baik lahir maupun batin. Dalam beribadah, guru kita menekankan urusan makan, minum harus yang halal dan jangan subhat bila ibadah mau diterima. Dalam menuntut ilmu jangan berguru yang sesat menyesatkan. Semoga ini ada manfaatnya dan kita termasuk umat Rasulullah yang pandai menggembirakan hati Abah Guru Sekumpul, menggembirakan hati guru guru kita. Khususnya Abah Guru Sekumpul yang secara lahir telah tiada namun secara batin beliau masih hidup memandang kita murid muridnya. Mudah mudahan berkat Rasulullah, berkat Auliya Allah dosa kita diampuni Allah SWT, selamat dunia akhirat, kabul segala hajat, mati Husnul khatimah masuk surga bighoiri hisab, terkumpul dengan Rasullullah dan guru sekumpul. Demikian nasehat Abah Guru Sekumpul cahaya penerang dan penyejuk hati. Semoga bermanfaat. /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Abah Guru Sekumpul memberikan nasehat penting terkait makna cinta yang sering diucapkan dan mudah sekali dilupakan. 

Sekedar mengucapkan cinta dan kemudian menjadi rutinitas saja, tidak dibarengi dengan bukti nyata, Abah Guru Sekumpul khawatir terjebak dalam cinta palsu.

Hanya suka mengucapkan, tidak ada isinya, namanya cinta palsu menurut Abah Guru Sekumpul.

Baca Juga: Dahsyatnya Tawasul dengan Waliyullah Tarim, Ijazah Doa Abah Guru Sekumpul

Dilansir BeritaBantul.com dari kanal youtube Penerus Para Nabi, Abah Guru Sekumpul memberikan nasehat sangat penting terkait makna cinta dan cinta palsu. 

"Cinta itu gampang, namun kebanyakan cintanya palsu, berkata cinta dengan Allah, Rusulullah dan guru, namun buktinya apa,” kata Abah Guru.

Menurutnya, enak bila sekedar mengaku-ngku cinta, namun bila dibuktikan ternyata palsu cintanya. Cinta pada Allah, bukan hal yang mudah, karena ibadah yang dilakukan merupakan bukti kehambaan kita pada Allah.

"Cinta pada Allah menumbuhkan ketaqwaan yang mendalam atas diri seorang hamba, semakin tinggi cinta hamba pada Allah, maka makin tinggi derajat taqwanya pada Allah, baik lahir maupun batin," tegasnya.

Baca Juga: Guru Sekumpul Melesat di Alam Gaib, Sekejab Bertemu Rajanya Wali, Baghdad Bergetar

Demikian juga cinta pada Rusulullah, bukan saja banyak shalawat diuntaikan, namun juga akhlak Rasulullah harus diteladani, sunah-sunahnya harus dijunjung tinggi.

Halaman:

Editor: Muhammadun

Sumber: Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x