“Kita mau bahagia dunia akhirat, mulia, derajat tinggi di sisi Allah, tidak lain dengan mutaba'ah (mengikuti) lahir batin dengan Rusulullah. Makin sempurna mengikuti lahir batin dengan Rusulullah, maka semakin tinggi derajat kemuliaan hamba di sisi tuhannya,” tegas Abah Guru Sekumpul.
Hal yang sama juga terkait cinta kepada para wali atau guru murobbi. Cinta ini bukan sekedar ucapan cinta atau mahabbah, namun isinya kosong. Cinta dimaknai mengikuti jejak langkah guru dalam menuntut ilmu, beramal sholeh, akhlak yang mulia.
Baca Juga: Didatangi Rasulullah Sejak Usia 5 Tahun, Ini 7 Karomah Putra Abah Guru Sekumpul
“Bila sekedar panatik buta, namun tak mengikuti jejak langkah beliau, nasehat-nasehat beliau tak dilaksanakan, ilmu yang beliau ajarkan tak diamalkan, cuma bangga atas diri beliau, namanya itu cinta palsu,” kata Abah Guru Sekumpul.
Makanya, kata Abah Guru, bila benar cinta pada guru, apa-apa nasehat, ilmu yang beliau berikan diamalkan dengan ikhlas, istiqomah, Allah yang dituju, bukan dunia, bukan jabatan, bukan kemuliaan, bukan pujian.
“Guru sebagai pemberi jalan menuju Allah dan Rusulullah, dengan perantara guru kita kenal Allah, Rusulullah, hukum-hukum tuhan, aturan Rasulnya,” tegas Abah Guru Sekumpul.
Baca Juga: Guru Sekumpul Kisahkan Rahasia Perampok Jadi Waliyullah, Ternyata Ini Amalannya
Abah Guru Sekumpul juga mengajarkan agar mencari guru yang ahlisunahwaljamaah.
"Dalam menuntut ilmu harus dikaji yang wajib baru yang sunat. Ibadah harus ikhas dan istiqomah serta benar sesuai tuntunan Rusulullah," tegasnya.
"Dalam menuntut ilmu, jangan berguru yang sesat menyesatkan," pungkasnya.***