Membuka Pintu Berkah di Waktu Sahur, Suara Kiai Hamid Menembus Langit Pasuruan

- 4 April 2022, 13:27 WIB
Membuka Pintu Berkah di Waktu Sahur, Suara Kiai Hamid Menembus Langit Pasuruan
Membuka Pintu Berkah di Waktu Sahur, Suara Kiai Hamid Menembus Langit Pasuruan /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Kiai Hamid Pasuruan adalah waliyullah masyhur yang selalu didatangi jutaan umat saatnya haulnya tiba. 

Karomah kewaliannya masyhur hingga di bumi Arab. Waliyullah Jeddah Habib Abdul Qadir Assegaf memujinya luar biasa. 

Wali Qutub Jeddah memberikan penghormatan tinggi atas kemuliaan Kiai Hamid Pasuruan.

Baca Juga: Karomah Kiai Hamid Menembus Langit Arab, Waliyullah Jeddah Buka Rahasia

Kiai Hamid Pasuruan disebut Gus Mus Rembang sebagai kiai yang masyhur kewaliannya, di samping juga sosok ulama yang alim dan sederhana. 

Karomah Kiai Hamid tak ada yang meragukan, apalagi sosoknya juga santun, ramah dan menyejukkan siapa saja. 

Gus Miek Kediri pernah disangka bermacam-macam hal negatif oleh sebagian ulama saat itu, tapi jawaban Kiai Hamid Pasuruan mencerahkan semua saat itu.

Saat tuduha negatif itu makin kencang, Kiai Hamid memberikan pernyataan bahwa ladang dakwah Gus Miek bukan tempat yang mudah, tapi sangat sulit.

Baca Juga: Pawang Hujan Tambakberas, Kesaktian Waliyullah Kiai Hamid Chasbullah

Kiai Hamid Pasuruan sendiri mengakui dirinya tak mampu berdakwah sebagaimana yang dilakukan Gus Miek. 

Karena penjelasan Kiai Hamid itu, Kiai Achmad Siddiq Jember akhirnya memberikan apresiasi tinggi atas cara unik dakwah Gus Miek itu. 

Membuka Pintu Berkah

Kiai Hamid Pasuruan punya cara khusus untuk membuka pintu berkah bagi snatrinya di waktu sahur tiba.

Waktu sahur artinya waktu istimewa untuk menjalankan ibadah malam (qiyamul lail), sehingga mendapatkan perhatian khusus dari Kiai Hamid Pasuruan. 

Baca Juga: Bisikan Habib Ja'far Menembus Langit Kewalian Kiai Hamid Pasuruan, Seketika Bergetar Luar Biasa

Dikisahkan, setiap pagi menjelang Subuh, biasanya antara jam 02.30 hingga 03.00, seusai jam-jam uzlah hariannya, Kiai Hamid berkeliling ke pemukiman penduduk di sekitar pondoknya.

Kiai Hamid tidak sekadar berjalan keliling saja. Satu persatu pintu rumah tetangga yang beliau kenali sebagai rumah murid-muridnya beliau dekati.

Beliau ketuk pelan sembari memanggil nama si empunya rumah.

“Anwar... Anwar... Ayo tangi. Tahajjud War. Diluk engkas Subuh yo (sebentar lagi Subuh ya).”

Demikian Kiai Hamid memanggil nama salah satu tetangga pondok yang memang juga santri beliau. Langsung di depan pintu rumahnya. Kebiasaan itu berjalan hampir setiap hari tanpa libur!

Subhanallah... 

Baca Juga: Pecandu Togel Menangis Histeris di Hadapan Kiai Hamid Pasuruan, Ini Rahasianya

Demikian juga terhadap “Anwar-Anwar” yang lain. Kiai Hamid dengan kehalusan suara dan gerakannya, berkeliling dari satu pintu ke pintu yang lain.

Kiai Hamid melangitkan kalimat yang kurang lebih sama. Mengajak pemilik rumah untuk bangun dan melaksanakan sholat Tahajjud.

Sambil, tentu saja, tak lupa Kiai Hamid menyunggingkan seutas senyum penuh kebapakan. 

Muhammad Fachry, santri ndalem Kiai Hamid, memberikan kesaksian atas kisah tersebut. Dirinya merasa belum pernah tahu adakah dari pemilik rumah-rumah yang beliau ketuk itu ada yang sampai membukakan pintunya.

"Setahu saya, biasanya dari arah dalam rumah hanya terdengar sahutan, 'nggeh Yai. Ngapunten Yai...' Lalu Romo Kiai Hamid berpindah ke rumah santrinya yang lain," kisahnya.

Baca Juga: Diduga Tak Shalat Berhari-hari, Gus Miek Dimarahi Habis Kiai Hamid Pasuruan, Ternyata Ini yang Terjadi

Bagi Fachry, karena berjalan bertahun-tahun dan sudah menjadi hal yang rutin.

Maka masyarakat di sekitar Jalan Jawa, Pasuruan itu, di mana Pesantren Kiai Hamid berada, menganggap bahwa aktifitas di pagi buta itu seperti bagian dari kegiatan harian biasa.

Rata-rata bahkan memilih untuk tidur di ruang tamu, karena posisi ruang tamu di rumah orang Pasuruan adalah langsung berbatasan dengan pintu utama.

Mereka menggelar alas dan bantal di dekat pintu. Maksudnya mudah ditebak, agar kalau Romo Kiai Hamid membangunkan mereka bisa langsung mendengar dan menjawab salamnya.

Baca Juga: Diduga Penjual Tempe Orang Biasa, Kiai Hamid Buka Rahasia Wali Besar yang Nyamar

Bagi Fachry, kisah ini bisa diambil sebuah pelajaran, bahwa kebiasaan untuk berbuat baik haruslah dilakukan berulangkali tanpa mengenal kata libur agar menjadi sebuah resonansi.

Harus bertekad sejak dini mengikatkan diri untuk komitmen taqarrub ilalLah (mendekat kepada Allah) yang seharusnya menancap dalam hati.

Kisah istimewa atas suara langit Kiai Hamid Pasuruan ini dikutip BeritaBantul.com dari kana halaqoh.net.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah