Kiai Hasyim Asy'ari Buka Rahasia Kewalian Gus Miek yang Nyentrik, Kiai Djazuli Menangis, Apa Itu?

- 12 April 2022, 00:45 WIB
Kiai Hasyim Asy'ari Buka Rahasia Kewalian Gus Miek yang Nyentrik, Kiai Djazuli Menangis
Kiai Hasyim Asy'ari Buka Rahasia Kewalian Gus Miek yang Nyentrik, Kiai Djazuli Menangis /kolase facebook/udin/

BERITA BANTUL - KH Muhammad Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang punya rahasia khusus terkait sosok Gus Miek Kediri. 

Gus Miek adalah putra KH Djazuli Usman. Ayah Gus Miek ini dulunya pernah mengaji kepada Kiai Hasyim di Tebuireng. 

Karena Gus Miek sudah nyentrik sejak kecil, maka sang ayah gelisah akan masa depan anak-anaknya.

Baca Juga: Motor Mogok Bensinnya Habis, Gus Miek Isi Pakai Teh Hangat, Tiba-tiba Motor Hidup, Jreng

Kiai Djazuli adalah pendiri Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. Kiai Djazuli masyhur dengan kealimannya atas kitab kuning. 

Santri-santri didikan Kiai Djazuli menjadi ulama-ulama ternama di Indonesia. 

Dalam mendidik santrinya, Kiai Djazuli menggunakan metode pembelajaran yang digunakan Kiai Hasyim Asy'ari di Tebuireng. 

Putra-putri Kiai Djazuli menjadi ulama besar yang terus mendidik santri dengan istiqomah sampai saat ini. 

Sementara Gus Miek berbeda dengan putra Kiai Djazuli yang lain. Gus Miek memilih ngaji dengan lintas kelompok masyarakat, khususnya di dunia hitam. 

Baca Juga: 9 Berkas Map Waliyullah Dibawa ke Tebuireng, Mbah Liem Buka Rahasia Isyarat Kepada Gus Dur

Gus Miek hadir di berbagai klub malam, prostitusi, bandar perjudian, dan lain sebagainya. 

Karena itu, Gus Miek jarang sekali berada di pesantren. Kehadiran Gus Miek selalu dinantikan jamaahnya yang lintas batas.

Apalagi jamaah yang taubat dari dunia hitam, selalu merindukan Gus Miek yang selalu tampil dengan senyum dan membahagiakan. 

Tapi, kisah besar Gus Miek yang melintas batas tak bisa dipisahkan dari kisah gelisah Kiai Djazuli saat Gus Miek masih belia. 

Dikisahkan, Gus Miek mulai dari bocah sampai belia sudah tampak tanda-tanda nyelenehnya. Tidak sedikit orang yang senang bahkan kesemsem pada beliau.

Baca Juga: Tersingkapnya Kewalian Gus Dur Saat Beli Durian, Penjualnya Langsung Teriak Menangis

Saat beliau mondok jarang beliau pulang, meski di bulan Ramadan. Anehnya, di pondok-pondok mana pun yang beliau mondoki beliau tak pernah ngaji kitab yang serius dan anteng.

Hanya tabarrukan atau berkhidmat malah, beliau lebih banyak sowan-sowan ke kyai-kyai besar dan ziarah ke makam-makam para waliyullah.

Metoda pencarian ilmu yang dilakukan oleh Gus Mik ini mustahal bisa didapat dalam sistem ajar-mengajar atau didaktic metodic pendidikan. Tapi fakta kesaksesannya cukup jelas dan elegant.

Ketika Gus Miek masih mondok, tidak sedikit orang-orang yang sedekah beras, ayam-ayam, kambing-kambing bahkan ada sapi yang diberikan kepada Kiai Djazuli.

Tapi mereka memberi untuk Gus Miek, bukan sedekah untuk Kiai Jazuli.

Baca Juga: Sudah Lama Wafat, Gus Miek Didik Preman Shalat Berjamaah, Betapa Kagetnya Saat Tahu yang Sebenarnya

Mereka bilang sama Kiai Djazuli: "Ini Kyai, untuk Gus Miek. Jika Gus Miek pulang preinan (liburan-red) dari pondok, tolong ini sembelih".

Saat Gus Miek pulang preinan dari pondok, di ndalem Kiai Jazuli seperti ada acara besar. Ayam-ayam, kambing-kambing disembelih dan diolah demi kerawuhan Gus Miek.

Dulur-dulur (saudara-saudara) Gus Mik sedikit merasa "anu" pada Kiai Djazuli. Tapi Kiai Djazuli paham dan nGerti pada anunya putra-putranya.

Kira-kira andai dibahasakan "anu"nya mereka bisa begini:

"Abah, kalo kak Mik pulang dari pondok berpesta, nyembelih ini itu. Saat aku pulang dari pondok, sebutir telor pun tak disembelih".

Baca Juga: Karomah Kiai Hamid Menembus Langit Arab, Waliyullah Jeddah Buka Rahasia

Toh padahal ayam-ayam, kambing-kambing dan sapi yang dibuat penyambutan itu justeru milik Gus Miek, dan Kiai Djazuli hanya melaksanakan pinta dari orang-orang yang bersedekah.

Kiai Djazuli khawatir jangan-jangan nantinya Gus Miek dan dulur-dulurnya ada anu yang tak anu, seperti cerita Nabi Yusuf dan dulur-dulurnya.

Akhirnya, Kiai Djazuli membawa Gus Miek sowan ke gurunya, KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng, Jombang.

"Ada apa, Li, kok kamu bawa Miek?," tanya KH Hasyim.

"Ini Kyai, keberadaan Miek. Aku khawatir jangan-jangan setelah aku mati anak-anakku tak akur seduluran," jawab Kiai Djazuli.

Baca Juga: Pidato 5 Menit hanya Diterjemahkan 1 Kata, Diplomat AS Takluk di Tangan Pejabat China Kata Gus Dur

"Lo, mosok kamu lupa. Dulu saat kamu "kumpul" dengan istrimu kan kamu berdo'a dan membayangkan gurumu yang di Mekkah? Nah, Miek ini fotocopy gurumu itu," kata KH Hasyim Asy'ari.

Kiai Jazuli hanya mampu merunduk dan menangis, karena sumringah.

Kiai Qusyai mendapatkan cerita tentang Gus Miek seperti di atas banyak dari KH Zainuddin, lalu dari Kiai Huda, lalu dari Gus Puk, dan orang-orang dekat atau teman-teman dekat Gus Miek saat beliau belia.

Sejarah waliyullah, walau setepas, adalah magic power rabbani bagi seorang khayyam yang sedang kembali-pulang.

Saat kita tak kuasa jadi waliyullah, kita harus dekat pada waliyullah, agar selalu dan selalu bersama waliyullah.

Baca Juga: Pecandu Togel Menangis Histeris di Hadapan Kiai Hamid Pasuruan, Ini Rahasianya

Dijelaskan dalam kitab المعاشرة karangan Imam Sayuthi disebutkan begini :

"من الاوقات المستجابات ساعة عند نزول المني في الفرج "

Artinya: "Termasuk waktu di mana do'a pasti dikabul adalah saat masuknya sperma dalam vagina perempuan."

Jadi, kalau Anda ingin memiliki anak salih yang luar biasa maka, saat mani masuk dan bernyanyi, nah, saat ini Anda berdo'a.

Misal berdo'a : Ya Rabb.. jadikan mani ini seorang anak yang shalih.

Atau bayangkan siapa gurumu yang paling kamu cintai.

Baca Juga: Dahsyatnya Baca Yasin 41 Kali, Cukup 1 Tujuan Saja, Ijazah Doa Kyai Ghofur Sunan Drajat

Kisah dan nasehat Kiai Qusyai ini dilansir dari kanal Bangkit Media.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah