Network
BERITA BANTUL – Salah satu dari rukun shalat ialah sujud. Dalam setiap rakaat shalat terdapat dua sujud yang mengapit sekali duduk.
Sujud itu berupa perbuatan berlutut dengan meletakkan dahi ke bumi. Posisi seperti itu bermakna merendahkan diri dari yang disujudi.
Dalam shalat, tentu saja yang disujudi itu ialah Allah dan tidak diperkenankan pula bersujud kepada selain-Nya.
Baca Juga: Hikmah Rukuk dalam Renungan Shalat ala Imam Al-Ghazali
Sujud mengandung makna yang luar biasa. Dikutip dari kitab 'Minhaj Al-‘Arifin', begini penjelasan Imam Al-Ghazali mengenai sujud.
Bersujud kepada Allah itu, sebagaimana nasihat Imam Al-Ghazali, hendaklah dilakukan dengan penuh kerendahan hati, selayaknya seorang hamba yang menyadari bahwa dirinya tercipta dari tanah yang diinjak-injak oleh seluruh makhluk.
Juga sadar bahwa ia terbentuk dari sperma yang semua orang jijik melihatnya.
Imam Al-Ghazali melanjutkan, “Jika seorang hamba menyadari betul asalnya dan memahami bahwa raganya tersusun dari air dan tanah, ia akan bertambah tunduk kepada Allah.”
“Ia akan berkata kepada dirinya sendiri, ‘Celakalah engkau! Mengapa engkau mengangkat kepalamu dari sujudmu? Mengapa engkau tidak mematung di hadapan-Nya?’”
Baca Juga: Hikmah Bacaan Al Fatihah dalam Renungan Shalat ala Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali memotivasi bersujud dengan menyitir surah Thaha ayat 55:
Dari tanah Kami menciptakan kalian, ke dalam tanah Kami mengembalikan kalian, dari tanah Kami akan mengeluarkan kalian di lain waktu. (QS. Thaha: 55)
Bersujud merupakan bentuk penghambaan yang paling tinggi.
Dengan posisi kepala lebih rendah dari pantat, hal ini menyimbolkan pemaknaan merendahkan diri di hadapan Allah.
Baca Juga: Sunnah Hukumnya Memperpanjang Sujud Terakhir dalam Shalat
Bersujud juga bermakna penghambaan paling sempurna.
Oleh karena itu, bersujud itu hanya pantas dilakukan sebagai bentuk penghambaan kepada Allah semata.***
