Ini merupakan politisasi yang membunuh karakter Ali.
Adakah kaitannya antara politik dengan riwayat-riwayat hadis? Terlebih lagi, riwayat hadis yang menyudutkan Ali dan keluarganya, termasuk Abu Thalib?
Lantas, bagaimana citra Abu Sufyan?
Siapakah yang ‘mengafirkan’ Abu Thalib? Nas (riwayat hadis) atau politik?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut seolah menjadi dilema bagi kita semua. Kita pun merasa bahwa yang pantas untuk menentukan kebenaran dan mengetahuinya itu hanya Allah.
Baca Juga: Kemurnian Iman Abdul Muthalib, Tak Pernah Menyembah Berhala di Sekitar Kakbah
Tulisan ini dilansir dari status Supriyadi pada akun Facebook pribadinya yang diunggah pada 18 April 2020.***