Lebih jauh lagi, Gus Baha menegaskan bahwa ayat kursi ini memang menjadi ayat yang disukainya.
“Saya ini suka sekali dengan ayat kursi. Kekhawatiran kita punya tuhan yang tidak sempurna itu terjawab, bahwa Tuhan kita itu supersempurna,” kata Gus Baha mengungkap alasannya menyukai ayat kursi.
Gus Baha menegaskan pada lafal “la ta’khudzuhu sinatun wa la naum” yang artinya bahwa Dia (Allah) itu tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kalau Allah itu mengantuk atau tidur, maka sistem di alam semesta ini akan kacau bahkan hancur. Atau, kalau ada seseorang yang berdoa tetapi tuhan itu mengantuk dan tidur, maka doanya ini pun tidak terdengar.
Allah memang berbeda dari makhluk-makhluk yang dipertuhankan oleh manusia. Mereka yang dianggap tuhan, selain Allah, pasti mempunyai rasa kantuk dan bisa tidur.
Baca Juga: Bukan Sebatas Jalur Laki-laki, Nasab Perempuan Juga Termasuk Keluarga Nabi Kata Syekh Yusri Mesir
Gus Baha membeberkan, “Maka dari itu, syarat menjadi Tuhan adalah tidak mengantuk dan tidak tidur. Kita menyaksikan bahwa beberapa yang dituhankan selain Allah itu mengantuk dan tidur.”
"Bayangkan saja jika ada orang berdoa namun tuhan yang dimintai dalam doa itu sedang tidur, itu, kan, kacau," lanjut Gus Baha.
Allah pun menyifati Diri-Nya dan itu memang fakta bahwa Allah itu tidak mengantuk dan tidak tidur. Inilah yang ditegaskan oleh Gus Baha.