BERITA BANTUL - Berikut ini adalah fakta dibalik peringatan tragedi Karbala, perbedaan Sunni dan Syiah dalam memperingatinya.
Peristiwa Karbala dikenang sepanjang masa oleh kaum Syiah sebagai sebuah tragedi kemanusiaan terbesar.
Sebagaimana dikutip Beritabantul.com dari akun Instagram KH. Husein Muhammad yang diunggah pada 10 September 2019.
Baca Juga: Rahasia Imam Ali bin Abi Thalib Rela Mempertaruhkan Nyawa demi Kebenaran Agama Islam
KH. Husein Muhammad mengungkapkan bahwa sampai hari ini kaum Syiah di seluruh dunia, memperingatinya sebagai hari duka nestapa.
Hari besar 10 Muharram ini merupakan ritus keagamaan terpopuler dan paling besar dalam tradisi kaum Syiah.
Jutaan manusia berkumpul di pusat terbunuhnya Imam al-Husein, Karbala, Irak. Berbagai acara ritual mengenang kematian al-Husein bin Ali bin Abi Thalib digelar di seluruh penjuru Irak dan Iran, dengan beragam cara.
Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang sengaja memukul-mukul dada dan melukai tubuh mereka sendiri sampai berdarah-darah, sambil meraung-raung, berteriak-teriak menyebut nama cucu Nabi itu.
Cara ini dilakukan guna ikut mengalami penderitaan al-Husein itu yang tak terkirakan. Para pengikut Ali (Syi’ah Ali) di berbagai negara, memperingati hari Asyura selama 10 hari, sejak tanggal 1 hingga tanggal 10 Muharram.