Baca Juga: Cara Mengelola Rasa Suka dan Tidak Suka pada Seseorang Menurut Gus Baha
Gus Baha menyampaikan, “Ada orang berzina, kok, di jalanan dan terang-terangan. Setelah berzina lantas menceritakannya kepada orang-orang. Itu justru tidak dimaafkan.”
Mengapa orang yang berdosa kemudian bercerita dosa itu justru tidak dimaafkan? Padahal, ini namanya kejujuran.
“Karena ini ada riwayatnya. Kita harus membela Rasulullah saw.,” jawab Gus Baha.
Cara membela Rasulullah saw. itu sebagaimana yang dicontohkan oleh Gus Baha berikut ini.
Misalkan, seseorang itu di masa lalunya mencium lawan jenis yang bukan mahramnya, atau seseorang itu berpacaran dengan lawan jenis. Itu maksiat yang telah terjadi di masa lalu.
Baca Juga: Ini Amalan yang Membuat Allah Senang dan Memuji Hambanya Kata Ustadz Adi Hidayat
Setelah sekian waktu, ternyata orang yang bermaksiat itu justru menjadi seorang yang baik. Katakanlah, ia menjadi seorang kiai. Kiai itu menjadi teladan bagi umatnya.
“Bayangkan kalau dia yang sekarang kiai itu bercerita kalau dulunya pernah bermaksiat, pasti nanti orang-orang akan menyangka bahwa maksiat itu biasa. Karena kiai saja pernah berbuat maksiat. Nanti khawatirnya akan ada gerakan maksiat yang masif,” kata Gus Baha.
Dengan demikian, menurut Gus Baha, hadis Rasulullah saw. tersebut di atas benar bahwa orang yang menyingkap aib dosa dirinya sendiri itu justru tidak dimaafkan Allah.