Kisah tentang Sikap Jujur dan Amanah Al-Bazzar serta Terkabulnya Doa Seorang Lelaki Tua

- 2 Agustus 2022, 23:14 WIB
Kalung dan sikap jujur
Kalung dan sikap jujur /RitaE/pixabay

BERITA BANTUL - Berikut ini adalah kisah tentang sikap jujur dan amanah Al-Bazzar serta terkabulnya doa seorang lelaki tua.

Kisah ini bisa kita ambil hikmah yang baik. Di dalam kisah, ada banyak pelajaran pula yang bisa kita petik.

Dikutip dari kitab "Dzail Thabaqat Al-Hanabilah", Ibn Rajab menulis kisah tentang Imam Al-Bazzar.

Suatu ketika, Al-Bazzar menunaikan ibadah haji. Setelah beberapa hari di Mekkah, dia kehabisan bekal. Tidak sepeser pun uang dan sedikit makanan yang dia miliki. Dia kelaparan.

Baca Juga: Jangan Putus Asa karena Kuda pun Bisa Terbang; Kisah Hikmah Perihal Pantang Menyerah

Al-Bazzar menelusuri jalan-jalan, mencari pekerjaan untuk mendapatkan makanan namun tanpa hasil. Sampai kemudian dia menemukan sebuah kantong yang tergeletak di pinggir jalan.

Mulanya ia ragu untuk mengambilnya, namun kemudian dia membawa kantong itu dan terkejut setelah tahu kantong itu berisi kalung yang indah dan barang-barang berharga lainnya.

Dia tidak pernah melihat barang-barang sebagus itu sebelumnya. Dia putuskan untuk tak mengutak-atik kantong itu. Dia ikat kembali dan menjaganya sampai ditemukan pemiliknya.

Al-Bazzar kembali mencari pekerjaan untuk mendapatkan makanan. Sampai kemudian dia mendengar ada lelaki tua yang kehilangan barang.

Baca Juga: Jangan Gengsi Meminta dan Menerima Bantuan Orang Lain Kata Gus Baha, Justru Rasulullah yang Mencontohkan

Dia memaparkan ciri-ciri barang tersebut. Dia juga mengatakan bahwa akan memberikan hadiah kepada siapa pun yang menemukan barangnya itu.

"Nah, ini pasti pemilik kantong yang aku temukan," pikir Al-Bazzar.

Mulanya dia ragu, apakah kantong itu akan diserahkan atau tidak. Sementara itu, dia sendiri sedang membutuhkan makanan.

Dia sempat berpikir buruk tetapi akhirnya dia memutuskan untuk mengembalikannya.

Baca Juga: Ini Alasan Dinamakannya Bulan Muharram dalam Kalender Islam

Lelaki tua itu kemudian memberikan dua dinar emas kepada Al-Bazzar sebagai imbalan. Namun demikian, Al-Bazzar menolak.

"Aku tidak bisa menerima imbalan itu. Aku hanya menginginkan pekerjaan yang menghasilkan upah,” kata Al-Bazzar.

Namun demikian, lelaki tua itu mendesak agar Al-Bazzar menerima imbalan itu.

“Aku tidak bisa menerima imbalan itu,” tegas Al-Bazzar. “Aku tulus saat menjaga barang itu, sampai kemudian aku mengembalikannya kepadamu. Aku hanya bisa berharap semoga Allah memberiku balasan yang jauh lebih besar."

Lelaki tua itu akhirnya memahami.

Baca Juga: Benarkah Arwah Orang yang Sudah Meninggal Bisa Berjumpa dengan Manusia? Ini Jawaban Ustadz Ma'ruf Khozin

Musim haji pun usai. Para jamaah haji mulai meninggalkan Mekkah.

Demikian pula Al-Bazzar. Dia pulang ke kampung halamannya dengan menumpang kapal.

Dalam perjalanan, kapal itu dihantam badai. Para penumpangnya terhempas ke laut. Namun demikian, Allah menakdirkan Al-Bazzar selamat.

Dia berpegangan di serpihan kayu kapal. Selama beberapa hari dia terombang-ambing tak tentu arah. Sampai kemudian ia terdampar di sebuah pulau.

Karena dia tidak mengenal siapa pun di pulau itu, Al-Bazzar menuju masjid. Dia mengerjakan shalat dan berdoa agar diberi jalan keluar.

Setelah itu, dia membaca Al-Qur’an. Orang-orang yang ada di masjid itu kagum dengan bacaan Al-Bazzar. Salah seorang kemudian mendekati Al-Bazzar.

“Syekh, tolong ajari kami membaca Al-Qur’an,” kata orang itu.

Baca Juga: Peristiwa Karbala Pernah Jadi Inspirasi Teater Senapati Bandung

Di tengah kegalauan dan kesedihan, tanpa berpikir panjang dia menyanggupi permintaan mereka untuk mengajar membaca Al-Quran.

Setelah beberapa lama, Al-Bazzar semakin merasakan kebahagiaan menjalankan pekerjaannya. Demikian juga dengan para muridnya. Mereka begitu bersemangat belajar bersamanya.

Bahkan mereka meminta Al-Bazzar menetap di pulau itu untuk terus mengajarkan Al-Qur’an. Namun demikian, Al-Bazzar menolak.

Tak terpikirkan sedikit pun dalam benaknya bahwa dia akan menetap di sana. Para penduduk pun terus mendesaknya.

Bahkan mereka berniat menjodohkan Al-Bazzar dengan salah seorang gadis yang ayahnya telah meninggal. Akhirnya Al-Bazzar pun tak kuasa menolak permintaan mereka.

Baca Juga: Sayyidah Zainab Cucu Rasulullah, Perempuan yang Diberi Nama Langsung oleh Allah Melalui Malaikat Jibril

Saat diperkenalkan dengan gadis yang dimaksud, Al-Bazzar terpaku pada kalung di leher sang gadis. Sampai orang-orang menyangka jika dia mau menikah dengan gadis itu karena kalung itu. Mereka tidak tahu apa yang ada dalam benak Al-Bazzar.

Al-Bazzar kemudian menceritakan perihal kejadian terkait dengan kalung itu. Kalung itu adalah kalung yang ada dalam kantong yang dia temukan saat sedang berhaji, yang ternyata milik seorang lelaki tua.

Al-Bazzar mengembalikan kantong itu utuh berikut isinya, dan menolak saat lelaki tua itu hendak memberikan imbalan.

Seketika orang-orang yang mendengar ceritanya pun bersorak gembira. Al-Bazzar bingung mengapa mereka bersorak gembira.

Baca Juga: Iman Itu Bertambah dan Berkurang, Mengapa Demikian? Begini Uraiannya

“Lelaki tua pemilik kantong berisi kalung emas itu adalah ayah gadis ini,” kata mereka.

“Dia adalah guru kami di sini. Dia juga pernah bercerita tentang dirimu, pemuda yang jujur dan amanah. Dia selalu berdoa agar suatu saat dipertemukan denganmu untuk kemudian dijodohkan dengan anak gadisnya. Allah pun mengabulkan doanya,” terang mereka.

AKhirnya, Al-Bazzar pun menikah dan menetap di pulau itu.

Tulisan ini dilansir dari status M Afifudin Dimyathi pada akun Facebook pribadinya yang diunggah pada 14 Februari 2015.

Editor: Joko W

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah