Oleh karena itu, menurut Gus Baha, Nabi berusaha sedemikian rupa untuk meringankan ibadahnya, mempersedikitnya, dan bahkan jarang melakukannya.
Di antara amal tersebut adalah shalat sunnah Tarawih di bulan Ramadan. Ada kemungkinan bahwa Nabi itu sangat ingin melakukannya di masjid setiap hari bersama para sahabat.
Selain itu, ketika peristiwa penaklukan Mekkah, Nabi melakukan shalat di dalam Ka’bah. Akan tetapi, setelah itu justru malah menyesal padahal sangat ingin melakukannya dengan baik, banyak, dan lama.
Selain kedua contoh tersebut, sebenarnya ada beraneka contoh lain lagi yang ternyata tidak sedikit.
Baca Juga: Gus Baha Suka Bercanda, Karena Gurunya KH Nursalim dan Mbah Maimoen Sering Guyonan
Hal itu membuat hati Nabi tersiksa kata Gus Baha. Nabi khawatir, menurut Gus Baha, kalau amal yang dilakukannya itu nanti akan memberatkan umatnya dan dianggap wajib yang padahal sekadar sunnah.
Oleh karena itu, terkadang Nabi meninggalkannya, atau paling tidak meringankannya.
Seperti Tarawih yang hukumnya sunnah. Kalau Nabi melakukannya di masjid secara terus-menerus, maka Nabi merasa khawatir andai saja shalat yang hukumnya sunnah itu dianggap menjadi wajib.
Gus Baha juga mengatakan bahwa sebenarnya banyak orang yang ingin melakukan shalat Tarawih di masjid.