Jaringan Tentara Bayaran Rusia Rekrut Jihadis Suriah Untuk Berperang Lawan Ukraina, Bayarannya Segini

2 April 2022, 14:22 WIB
Jaringan Tentara Bayaran Rusia Rekrut Jihadis Suriah Untuk Berperang Lawan Ukraina /Al Jazeera/

BERITA BANTUL – Sebuah jaringan tentara bayaran Rusia disebut mulai merekrut pejuang atau jihadis di Suriah.

Jaringan tentara bayaran Rusia itu dibantu kelompok pejuang lokal di Suriah, merekrut orang-orang untuk berperang bersama pasukan Rusia di Ukraina.

Ribuan orang di seluruh negara yang dilanda perang itu dilaporkan telah menyatakan minatnya untuk mendaftar.

Baca Juga: Inteligen Inggris Sebut Rusia GAGAL, Putin Dikabarkan Meradang Kesakitan

Dikutup BeritaBantul.Com dari Al Jazeera, Sabtu, 1 April 2022, satu kelompok, yang dijuluki “Pemburu ISIS” telah menyerukan perekrutan setidaknya dua kali selama sebulan terakhir.

Mereka yang tertarik harus berusia antara 23 sampai 43 tahun, dan harus menyerahkan identifikasi pribadi dan dokumen yang menunjukkan bahwa mereka memiliki pengalaman militer.

Pemburu ISIS, kemudian akan memberi tahu mereka apakah mereka diterima atau tidak, dan akan memanggil mereka untuk ditempatkan setiap saat bila diperlukan.

Mereka terkait erat dengan Grup Wagner dan bahkan memiliki lencana yang hampir identik.

“Moskow memimpin dalam perekrutan,” kata Omar Abu Layla, seorang aktivis Suriah yang berbasis di Eropa yang menjalankan media Suriah dan kelompok pemantau Deir EzZor 24, kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Indonesia Terkena Dampak Konflik Rusia-Ukraina? Luhut Pandjaitan: Kita Terpaksa Naikan Pertamax

“Jika Anda melihatnya sebagai struktur hierarki, Anda melihat Rusia di puncak, kemudian Grup Wagner, lalu Angkatan Pertahanan Nasional,” jelasnya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan pada bulan Maret akan menyetujui 16.000 pejuang dari Timur Tengah untuk ditempatkan di wilayah Donbas Ukraina untuk mendukung kelompok pemberontak yang didukung Rusia.

Pentagon AS mengatakan telah melihat indikator bahwa Grup Wagner telah merekrut pejuang dari Suriah, Libya, dan negara-negara lain dengan tujuan untuk menyebarkan "seribu atau lebih" di provinsi timur.

Zvezda TV milik kementerian pertahanan Rusia menyiarkan video pria Suriah berpakaia militer mengibarkan bendera Suriah dan Rusia. Ia berjanji untuk berperang bersama pasukan Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Jet Tempur AS Bawa Bom Nuklir Menuju Langit Rusia, Putin Dikabarkan Sakit Kanker Tiroid

Seorang pejuang di Homs yang baru-baru ini dibubarkan kelompok Desert Hawks Brigade mengatakan pemimpinnya, Mohamad Jaber, telah menghubungi mantan pejuang untuk berkumpul kembali dan mendukung perang Rusia di Ukraina. Dia menerima permintaan Jaber.

Desert Hawks dianggap sebagai salah satu dari dua cabang pejuang Suriah yang paling signifikan dan kejam di militer.

Mereka telah mengambil bagian dalam serangan kunci di Aleppo, Palmyra, Lattakia, dan Deraa untuk menjaga Presiden Bashar al-Assad tetap berkuasa.

“Jika tidak, Anda mendaftar di pusat Pemburu ISIS di Homs,” kata pejuang itu, yang berbicara sebagai anonim.

Baca Juga: Sinyal Perang Nuklir: Jet Tempur AS Terbang dan Siap Kuasai Langit Rusia, 25 Negara Dianggap Tak Dukung Moskow

Gregory Waters, seorang analis di Proyek Kontra Ekstremisme dan rekan nonresiden di Institut Timur Tengah, mengatakan ada lebih dari selusin pusat perekrutan di Suriah yang dijalankan oleh kelompok bersenjata pro-pemerintah swasta yang didukung Moskow.

Sementara itu, di provinsi Deir Az Zor timur , Grup Wagner dan pasukan sekutu Suriah telah secara langsung mulai merekrut warga Suriah untuk menjadi sukarelawan di Ukraina.

“Gaji mulai 200-300 US Dolar per bulan untuk sukarelawan yang bekerja sebagai penjaga keamanan instalasi, tetapi mereka yang memiliki pengalaman militer akan dibayar dengan tarif yang lebih tinggi, melebihi 1.000 US Dolar per bulan,” kata Abu Layla.

Ini adalah gaji yang menarik untuk negara di mana 90 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan , dan di mana akses ke makanan dan pemanas ruangan yang memadai semakin sulit dijangkau.

Baca Juga: AS dan Rusia Berebut Klaim Nasib Ukraina, Mengenaskan Seperti Afghanistan?

Abu Layla mengatakan banyak warga Suriah menjadi sukarelawan tidak hanya untuk uang.

“Beberapa dari milisi Suriah ini berharap untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi, dan percaya bahwa mereka dapat melakukan ini jika mereka menunjukkan kesetiaan kepada Rusia,” jelasnya.

“Tetapi dengan banyak orang lain di Suriah yang berharap untuk bermigrasi ke Eropa, mereka melihat ini sebagai tiket emas mereka,” pungkasnya.***

Editor: Joko W

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler