Manfaatkan Krisis Ukraina, Amerika Fitnah Kejam atas China, Bejing Marah Besar!

- 13 April 2022, 17:52 WIB
Manfaatkan Krisis Ukraina, Amerika Fitnah Kejam atas China, Bejing Marah Besar!
Manfaatkan Krisis Ukraina, Amerika Fitnah Kejam atas China, Bejing Marah Besar! /china daily/

BERITA BANTUL - Krisis Ukraina diklaim Beijing dimanfaatkan Amerika Serikat untuk memfitnah dan menikam China. 

Amerika dinilai mengendalilkan NATO untuk bicara tanpa data yang jelas terkait China. 

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melancarkan penilaian sepihak atas citra buruk China, karena tidak ikut serta mengutuk Rusia atas konflik dengan Ukraina.

Baca Juga: Beijing Kritik Tajam NATO dan AS yang Coreng China di Panggung Dunia

China menjadi tantangan serius bagi NATO, karena tidak punya irama yang sama dalam menjawab konflik Ukraina.

Komentar Stoltenberg disampaikan di tengah pertemuan para menteri luar negeri NATO pekan lalu.

Dilaporkan media Beijing, China Daily, mengemukakan analisis para ahli terkait pernyatan Sekjen NATO itu. Para ahli suarakan marah besar atas tuduhan AS, karena tak punya dasar dan bukti.

Sven Biscop, direktur Program Eropa di Dunia di Institut Egmont-Royal untuk Hubungan Internasional, mengatakan ada perdebatan yang sedang berlangsung di antara sekutu NATO. 

Sementara AS ingin melihat China sebagai ancaman, sementara negara-negara Eropa tidak melihat China sebagai "ancaman militer".

Baca Juga: Media Beijing: 90 Persen Warganet China Sebut Amerika Dalang Utama Krisis Ukraina

Dari sudut pandang itu, orang Eropa merasa bahwa Uni Eropa lebih cocok untuk membuat kerjasama dengan Cina.

Biscop mengatakan bahwa konfrontasi tipe Perang Dingin yang baru tidak akan menarik minat siapa pun, dan menghindarinya membutuhkan keterbukaan di semua sisi.

Cui Hongjian, direktur departemen studi Eropa di Institut Studi Internasional China, mengatakan bahwa ada baiknya mengamati setiap perubahan dalam cara NATO menggambarkan China.

Dari tantangan menjadi ancaman yang akan diselesaikan untuk KTT anggota aliansi Madrid pada bulan Juni mendatang.

Dia mengatakan AS telah memanfaatkan krisis Ukraina dengan mencoba meyakinkan Eropa bahwa China adalah "ancaman" bagi Eropa.

Baca Juga: Klaim China Kuasai Natuna Terbongkar, Indonesia Punya KRI Golok dengan Senjata Kelas Tinggi

China berada dalam posisi yang sama dengan Rusia di tengah krisis, sehingga Washington dapat mendesak sekutu Eropanya untuk bekerja sama untuk mencoreng, menahan, dan menekan Cina.

Cui mengatakan sebelumnya, negara-negara Eropa memiliki kekhawatiran yang berbeda dengan AS. 

AS telah lama berusaha untuk mempertahankan hegemoninya, negara-negara Eropa lebih fokus pada tantangan ekonomi dari China tetapi tidak melihat China sebagai ancaman bagi keamanan.

"Eropa dulu menganggap kebijakan AS terhadap China terlalu konfrontatif, yang bukan untuk kepentingan Eropa," katanya. 

"Tetapi ketika konflik Rusia-Ukraina berlangsung, Eropa, yang sangat terpengaruh, menjadi lebih emosional, jadi apakah AS akan berhasil mempengaruhi sikap mereka terhadap China masih belum jelas."

Baca Juga: Militer Beijing Siaga Kuasai Natuna, Mampukah Monster Laut Indonesia Melawan China?

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa untuk beberapa waktu, Stoltenberg telah mengabaikan fakta dan mencampuradukkan hitam dengan putih ketika membuat tuduhan dan fitnah yang tidak berdasar terhadap China.

"Dia telah membuat komentar yang tidak bertanggung jawab tentang kebijakan luar negeri China, menggembar-gemborkan 'ancaman China' dan bahkan menggunakan paksaan terhadap China baru-baru ini," katanya. 

"China menyesalkan dan menolak ini, dan telah membuat pernyataan serius dengan NATO berkali-kali."

"Sebagai aliansi militer terbesar yang lahir dari Perang Dingin, NATO telah lama menganut konsep keamanan yang usang, terlibat dalam konfrontasi blok menurut buku pedoman Perang Dingin yang lama, dan mereduksi dirinya menjadi alat beberapa negara untuk tujuan hegemoniknya."

Baca Juga: Ekspansi Nuklir China Hebohkan Dunia, Amerika Tidak Mau Hegemoninya Disaingi

Bagi Zhao, NATO terus-menerus membuat masalah dan menciptakan konfrontasi. 

"Sambil meminta negara-negara lain untuk mematuhi norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional, NATO telah mengobarkan perang melawan negara-negara berdaulat dan menembakkan peluru tanpa pandang bulu dengan cara yang menyebabkan kematian warga sipil," katanya.

Zhao menambahkan bahwa China selalu menjadi pembangun perdamaian dunia, kontributor pembangunan global, dan penjaga ketertiban internasional.

Dia mendesak NATO untuk segera berhenti menyebarkan disinformasi dan membuat pernyataan provokatif yang menargetkan China, dan meninggalkan pendekatan konfrontatif yang menarik garis ideologis.

Baca Juga: 144 Triliun Cadangan Gas Bumi di Natuna, China Siapkan Strategi Merebutnya dari Indonesia

"NATO telah mengganggu Eropa. Ia harus berhenti mencoba mengacaukan Asia dan seluruh dunia," katanya, dikutip Beritabantul.com dari Chinadaily, 13 April 2022.***

Editor: Muhammadun

Sumber: China Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x