BERITA BANTUL - Usai Rusia terdepan dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, situasi krisis Ukraina makin parah.
Amerika Serikat terus menebarkan klaim siap habisi Rusia dengan berbagai sanksi yang sudah dijalankannya.
NATO juga siapkan bala tentara aliansinya untuk siaga hancurkan Rusia.
Baca Juga: MENGERIKAN, Mayat-mayat Warga Ukraina di Ruang Bawah Tanah, Takut Kena Gempuran Militer Rusia
Sejak melancarkan invasi akhir Februari 2022 lalu, Presiden Vladimir Putin menyebut tujuannya adalah perlindungan orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.
Angkatan bersenjata hanya menyerang infrastruktur militer dan pasukan Ukraina.
Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi tersebut sedang mengembangkan rencana untuk mengerahkan angkatan bersenjata skala penuh permanen di sisi timur, dekat dengan Rusia.
Baca Juga: Ekspansi Nuklir China Hebohkan Dunia, Amerika Tidak Mau Hegemoninya Disaingi
Menurutnya, NATO berada di tengah transformasi yang sangat mendasar.
"Sekarang kami telah meminta para pemimpin militer kami untuk memberikan opsi untuk apa yang kami sebut pengaturan ulang, adaptasi jangka panjang NATO," katanya.