BERITA BANTUL – Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui kesepakatan dukungan rudal senilai 95 juta US Dolar atau setara Rp 1,3 triliun dengan Taiwan.
Bagi Taipei kesepakatan itu menjadi bukti dukungan kuat dari Washington dalam memperkuat pertahanannya melawan China.
AS tidak akan mundur dari dukungannya untuk Taiwan jika terjadi perang dengan China, meskipun Washington tidak mengirim pasukan untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia.
Baca Juga: Belajar dari Ukraina, Taiwan Siagakan Rudal FGM-148 Javelin Buatan AS, Waspadai Ancaman Invasi China
Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) Selasa, 5 April 2022 mengatakan Deplu AS telah menyetujui penjualan peralatan, pelatihan dan barang-barang lainnya untuk mendukung Sistem Pertahanan Udara Patriot dengan Raytheon Technologies sebagai kontraktor utama.
Ini akan menjadi kesepakatan senjata ketiga dengan Taiwan sejak Presiden Joe Biden menjabat pada 2021.
"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima (Taiwan) untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," kata pernyataan itu, seperti dikutip BeritaBantul.Com dari scmp.
“Penjualan yang diusulkan akan membantu mempertahankan kepadatan rudal penerima dan memastikan kesiapan untuk operasi udara. Penerima akan menggunakan kemampuan ini sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan tanah air.”