Apakah Multitasking saat Bekerja Bisa Menyebabkan Mati Muda?

28 November 2022, 20:51 WIB
Multitasking saat masih muda /facebook/amnan/Pixabay

KESEHATAN - Apakah Multitasking saat Bekerja Bisa Menyebabkan Mati Muda?

Mengerjakan lebih dari pekerjaan sekaligus atau bisa disebut multitasking bagi sebagian orang kaya dianggap sebagai sebuah talenta yang istimewa.

Padahal jika hal ini dibiasakan, dampak buruknya bisa menyebabkan kerusakan otak secara permanen.

Baca Juga: Pasti Anda Sering Merasa Lupa Sesuatu, Cobalah Tips Meminimalisir Lemahnya Daya Ingatan

Namun, sepertinya dampak buruk tersebut kurang disadari. Buktinya, mereka masih senang bekerja secara multitasking, di antaranya merumuskan rencana bisnis sambil membalas e-mail, menulis ulasan produk sambil mengangkat telepon, mengetik di laptop sambil memberi arahan bawahan, dan sebagainya.

Orang kaya yang membiasakan diri multitasking saat bekerja pada dasarnya tidak bisa memusatkan fokus pada satu pekerjaan khusus.

Bisa jadi mereka adalah orang yang ingin cepat menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam satu waktu.

Apa pun yang menjadi alasan, tetap saja multitasking tidak disarankan dilakukan sebagai kebiasaan.

Bagaimanapun juga, otak manusia tidak disusun untuk bisa fokus mengerjakan lebih dari satu tugas dalam satu waktu.

Baca Juga: Melawan Setan Itu dengan Guyon Kata Gus Baha, agar Setan Bisa Kejang-Kejang

Para peneliti dari University of Copenhagen, Denmark, membuat penelitian dengan cara meminta para reponden menggunakan telepon seluler atau tablet sambil menonton televisi.

Para responden merasa kegiatan multitasking ini membuat mereka semakin produktif dan efisien. Akan tetapi, setelah diteliti lebih dalam, ternyata hanya sedikit rspondenyang bisa mengingat acara yang tengah ditayangkan di televisi.

Para peneliti menjelaskan bahwa ketika seseorang fokus pada satu kegiatan dalam satu waktu, otak akan menyerap iformasi dan menympannya di hippocampus sehingga akan mudah dipanggil kembali di masa mendatang.

Ketika orang tersebut mengalihkan perhatian ke perangkat lainnya, informasi tidak dapat diproses secara cepat.

Sebaliknya, informasi malah akan dikirim ke bagian otak yang disebut striatum. Bagian ini bertanggung jawab merencanakan aktivitas gerak dan motivasi daripada menyimpan data.

Pengiriman data ke striatum akan menyebabkan otak menyimpan informasi di tempat yang salah. Akibatnya, orang tersebut dapat menderita gangguan memori jangka panjag.

Baca Juga: Kalau Ada Orang Fasik yang Meninggal karena Maksiat, Apakah Jenazahnya Harus Dishalati? Begini Kata Gus Baha

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa aktivitas multitasking dapat berakibat terjadinya gangguan persepsi sensorik, wicara, serta emosi.

Berarti pribdi orang kaya mereka suka membiasakan diri multitasking saat bekerja sebaiknya menghentikan kabiasaan tersebut sebelum otak mengalami kerusakan.

Jika sudah benar-benar rusak maka otak tidak akan mampu menjalankan fungsinya secara normal dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif dan emosi.

Hal yang lebih parah terjadi manakala orang kaya yang terbiasa multitasking saat bekerja selalu kurang tidur setiap malam. ***

Penulis: Mahasiswa Dika Ayu Pramesti, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, STAI Sunan Pandanaran, Yogyakarta.  

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Buku Bisnis Internasional

Tags

Terkini

Terpopuler