Baca Juga: Melawan Setan Itu dengan Guyon Kata Gus Baha, agar Setan Bisa Kejang-Kejang
Para peneliti dari University of Copenhagen, Denmark, membuat penelitian dengan cara meminta para reponden menggunakan telepon seluler atau tablet sambil menonton televisi.
Para responden merasa kegiatan multitasking ini membuat mereka semakin produktif dan efisien. Akan tetapi, setelah diteliti lebih dalam, ternyata hanya sedikit rspondenyang bisa mengingat acara yang tengah ditayangkan di televisi.
Para peneliti menjelaskan bahwa ketika seseorang fokus pada satu kegiatan dalam satu waktu, otak akan menyerap iformasi dan menympannya di hippocampus sehingga akan mudah dipanggil kembali di masa mendatang.
Ketika orang tersebut mengalihkan perhatian ke perangkat lainnya, informasi tidak dapat diproses secara cepat.
Sebaliknya, informasi malah akan dikirim ke bagian otak yang disebut striatum. Bagian ini bertanggung jawab merencanakan aktivitas gerak dan motivasi daripada menyimpan data.
Pengiriman data ke striatum akan menyebabkan otak menyimpan informasi di tempat yang salah. Akibatnya, orang tersebut dapat menderita gangguan memori jangka panjag.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa aktivitas multitasking dapat berakibat terjadinya gangguan persepsi sensorik, wicara, serta emosi.
Berarti pribdi orang kaya mereka suka membiasakan diri multitasking saat bekerja sebaiknya menghentikan kabiasaan tersebut sebelum otak mengalami kerusakan.