Kedua, melatih kemandirian anak. Anak diberi target tinggi dan dilatih mandiri, sehingga tidak gendolan (berpegangan) dengan kebesaran orang tua.
"Mbah Dullah melatih anak-anaknya berprestasi dengan ijtihadnya sendiri, bukan mengandalkan kebesaran leluhur," tegasnya.
Ketiga, mendidik anak sepanjang hayat. Anak tetap anak kapanpun dan dimanapun.
"Meskipun anak sudah tua usianya, sudah punya anak, dan bahkan cucu, Mbah Dullah terus mengawasinya dan menegur jika ada yang perlu ditegur," ujar Kyai Jamal yang saat ini jadi dosen di IPMAFA Pati.
Keempat, banyak bersedekah untuk anak.
"Anak adalah investasi dunia akhirat. Maka usaha spiritual dalam bentuk sedekah yang pahalanya diberikan anak istiqamah dilakukan Mbah Dullah sepanjang hayat," tegasnya.
Baca Juga: Mbah Dullah Turun Panggung Cium Tangan Penjual Dawet, Pejabat dan Ribuan Tamu Tercengang, Siapa Dia?
Kelima, tawassul kepada Syaikh Ahmad Mutamakkin.
"Mbah Dullah terus bertawassul kepada Mbah Mutamakkin. Bahkan sering Mbah Dullah bernadzar syukuran (makan-makan) di makam Syaikh Ahmad Mutamakkin jika anak-anaknya naik kelas di PIM (Perguruan Islam Mathali'ul Falah) Kajen," tegasnya.