Kisah Siti Hajar Ibunda Nabi Ismail dan Sejarah Munculnya Air Zamzam

- 9 Juli 2022, 11:10 WIB
Munculnya Air Zamzam disebabkan oleh anugerah Allah kepada Siti Hajar Ibunda Nabi Ismail
Munculnya Air Zamzam disebabkan oleh anugerah Allah kepada Siti Hajar Ibunda Nabi Ismail /tangkap layar youtube/nina rufiah/

BERITA BANTUL - Kisah Siti Hajar Ibunda Nabi Ismail selalu terkait dengan sejarah munculnya Air Zamzam di Makkah Al Mukarromah.

Air Zamzam selalu dicari siapa saja yang datang ke Makkah, terlebih jamaah haji yang juga mengenang jejak Siti Hajar saat sa'i antara Showa dan Marwa.

Jalan hidup Siti Hajar Ibunda Nabi Ismail AS menjadi teladan hidup yang agung, terlebih dengan meneguk berkah air Zamzam.

Baca Juga: Kesedihan Sayyidah Zainab Cucu Rasulullah Saat Jadi Saksi Terpenggalnya Kepala Sayyidina Husein

Sebagaimana dikutip dari catatan KH Husein Muhammad, setiap hadirnya bulan haji selalu saja muncul nama Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS.  

Kiai Husein, sapaannya, mengisahkan bahwa sesudah melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Ismail, Hajar ditinggal suaminya sendirian di tempat yang gersang dan sepi di dekat rumah Allah (Bait Allah).

Al-Quran mengebadikan dalam ayat berikut:

بواد غير ذی زرع عند بيتك المحرم

“Di sebuah lembah gersang dekat rumah yang dimuliakan." (QS Ibrahim ayat 37)

Nah, saat Hajar sedang di lembah, tiba-tiba Hajar mendengar suara tangis bayi Ismail dalam nada yang memilukan.

Baca Juga: Inilah Latar Belakang Perang Jamal yang Membelah Persatuan Umat Islam Era Awal

Tangisan itu telah menggetarkan hatinya sehingga membuatnya cemas.

Siti Hajar segera berdiri meninggalkan Ismail, melangkahkan kakinya dan berlari-lari kecil menuju bukit Shafa dan terus lari ke bukit Marwah pulang pergi, mencari setitik air, sambil tak henti-hentinya memohon pertolongan Allah dengan hati yang luruh.

Itu dilakukan sebanyak 7 kali. Jeritan tangis dan teriakan mohon pertolongan manusia tak didengar.

Kiai Husein menjelaskan, Ibnu Katsir seorang penafsir besar melukiskan peristiwa ini.

“Adalah Hajar, seorang perempuan yang pulang pergi antara bukit Shafa dan Marwah untuk mencari air bagi anaknya.

Allah kemudian memberinya pertolongan dengan memancarkan air dari bawah tanah yang disentuh kedua kakinya di kamarnya.

Ia mengucapkan kata 'thaam' 'tham', 'tham' (makanan, makanan, makan)."

Baca Juga: Kisah Air Mata Yazid bin Muawiyah Saat Terpenggalnya Kepala Sayyidina Husein Cucu Rasulullah

Dari kata itu, jelas Kiai Husein, air yang memancar itu dikemudian hari disebut air Zamzam. Sebuah sumber mata air yang bersih dan tak pernah kering sepanjang masa dan menjadi obat dari banyak penyakit.

Menurut Kiai Husein, sejarah ritual Sa’i memperlihatkan dengan jelas sosok seorang perempuan yang tabah, tidak kenal lelah, penuh ketulusan dan rasa cinta.

Air adalah simbol sumber kehidupan manusia dan alam. Perjuangan Hajar mencari air merefleksikan perjuangan perempuan mempertahankan kehidupan manusia.

Perempuan Hajar bahkan tidak berjuang untuk dirinya sendiri, melainkan bagi manusia (anaknya) yang lemah. Bahkan, apa yang pada masa lalu diperjuangkan Hajar itu kini bermanfaat bagi miliaran orang di dunia sepanjang masa.

Baca Juga: Sejarah Singkat dan Rahasia Nama Fatimah Putri Rasulullah SAW

Salah satu hal yang menarik adalah pemilihan tokoh perempuan dalam kisah sa’i ini.

Dalam konteks cerita di atas Hajar adalah sosok perempuan dengan beban ganda karena dia membesarkan anaknya seorang diri tanpa kehadiran suami.

Bahkan, Hajar digambarkan sebagai perempuan berstatus rendah. Karena dia adalah hamba sahaya (budak) berkulit hitam dari Ethiopia.

Namun, ketabahan Hajar menjalani hidup menunjukkan bahwa dia adalah perempuan yang luar biasa.

Kiai Husein juga menjelaskan bahwa seorang pemikir kontemporer, Ali Syari’ati, memperkenalkan Hajar sebagai berikut:

"... seorang perempuan yang bertanggung jawab, seorang ibu yang penuh cinta, seorang diri, mengembara, mencari, menahan sakit, gelisah, kehilangan pelindung, tidak punya tempat bernaung, tiada rumah, terasing dari kaumnya, tak berkelas, tak punya ras, dan tak berdaya;

namun meskipun diliputi segala kekurangan ini, ia penuh harapan. Cintalah yang membuatnya hidup penuh gairah dan optimis."

Baca Juga: Sayyidah Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah yang Cerdas dan Dermawan

Dari kisah ini, lanjut Kiai Husein, tampaknya Allah tengah membela perempuan. Dia melakukan pembelaan terhadap Hajar ketika masyarakat mencampakkan dengan menganggap status sosialnya rendah.

Allah menolongnya dengan mengabulkan doa yang dipanjatkannya, memohon air.

Allah menganugerahinya air dan bukan yang lain karena air adalah sumber kehidupan. Salah satu ayat Alquran Allah menyatakan,

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ

Wa Ja’alna min al-Ma’i Kulla Syai-in Hayy.

Artinya: "... dan Kami jadikan dari air segala yang hidup..". (QS. Al-Anbiya ayat 30)

Baca Juga: Begini Penjelasan M. Quraish Shihab tentang Tata Cara Minum Air Zamzam, Sambil Baca Doa dan Panjatkan Harapan

Dari sini, kata Kiai Husein, jelaslah sudah bahwa Hajar adalah sosok perempuan yang memegang peran sangat besar bagi kehidupan manusia dan alam.

"Hajar adalah perempuan yang berkorban untuk menyelamatkan kehidupan manusia, semata-mata karena ia mencintai kemanusiaan," pungkas Kiai Husein, dikutip dari facebook pribadinya yang diunggah pada 7 Juli 2022.***

 

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x