Sayyidina Ali Paling Terdepan Dukung Nabi Saat Ajak Bani Abdul Muthalib Masuk Islam

12 Juli 2022, 10:31 WIB
Sayyidina Ali Paling Terdepan Dukung Nabi Saat Ajak Bani Abdul Muthalib Masuk Islam /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Sayyidina Ali adalah sahabat yang paling terdepan mendukung Nabi saat mengajak Bani Abdul Muthalib masuk Islam.

Nabi Muhammad sebearnya diliputi kebingungan saat mau mengajak keluarga Bani Abdul Muthalib, Sayyidina Ali menjadi yang terdepan membela Nabi. 

Walaupun masih kecil, tapi Sayyidina Ali sudha terlihat keberaniannya dan ketegasannya dalam membela Nabi Muhammad. 

Baca Juga: Ini Perkataan Terakhir Sayyidina Husein Cucu Rasulullah Sebelum Dipenggal Kepalanya

Dalam sejarah, sosok Sayyidina Ali telah masuk Islam dalam usia masih kecil, ada yang mengatakan usia 10 tahun, ada yang mengatakan 13 tahun.  

Sayyidina Ali termasuk orang yang paling dulu beriman dan bersujud kepada-Nya.

Sejak masa remajanya, Imam Ali, sapaan akrabnya dalam sejarah, sudah aktif membantu dakwah Rasulullah SAW.

Menurut Abdullah bin Abbas, Imam Ali sendiri pernah menceritakan tentang hal itu sebagai berikut:

"Setelah turun ayat 214 Surah Asy Syura (perintah Allah kepada Rasul-Nya supaya memperingatkan kaum kerabat yang terdekat), beliau memanggil aku.

Baca Juga: Karomah Makam Sayyidina Husein Cucu Rasulullah yang Dirasakan Syekh Sya'rawi Mesir

Kemudian berkata: "Hai Ali, Allah telah memerintahkan supaya aku memberi peringatan kepada kaum kerabatku yang terdekat.

Aku merasa agak sedih, sebab aku tahu, jika aku berseru kepada mereka melaksanakan perintah itu, aku akan mengalami sesuatu yang tidak kusukai.

Oleh karena itu aku diam saja sampai datanglah Jibril yang berkata kepadaku, "Hai Muhammad, jika engkau tidak berbuat seperti yang diperintahkan kepadamu, Tuhan akan menjatuhkan adzab kepadamu."

Oleh karena itu, hai Ali, buatlah makanan. Masaklah paha kambing dan sediakan untuk kita susu sewadah besar. Setelah itu kumpulkan keluarga Bani Abdul Mutthalib.

Baca Juga: Rahasia Ali bin Thalib Memeluk Islam Sejak Masih Kecil Tanpa Keraguan Sedikit pun

Mereka hendak kuajak bicara dan akan kusampaikan apa yang diperintahkan Allah kepadaku."

"Semua yang diperintahkan beliau kepadaku, kukerjakan segera. Kemudian anggota-anggota keluarga Bani Abdul Muthalib kuundang supaya hadir.

Jumlah mereka yang hadir kurang lebih 40 orang. Di antara mereka itu terdapat para paman Rasulullah SAW, seperti Abu Thalib, Hamzah, Abbas dan Abu Lahab.

Setelah semuanya berkumpul, Rasulullah memanggilku dan memerintahkan supaya makanan segera dihidangkan. Hidangan itu kusajikan.

Rasulullah mengambil sepotong daging, lalu diletakkan kembali pada tepi baki. Beliau mempersilakan mereka mulai menikmati hidangan: 'Silakan kalian makan, Bismillah!'

Baca Juga: Detik-detik Kelahiran Sayyidina Ali Menantu Rasulullah SAW di Dalam Kakbah

Mereka semua makan dan minum sekenyang-kenyangnya. Demi Allah, mereka masing-masing makan dan minum sebanyak yang kuhidangkan."

"Ketika Rasulullah hendak mulai berbicara beliau didahului oleh Abu Lahab. Abu Lahab berkata kepada hadirin dengan sinis: "Kalian benar-benar sudah disihir oleh saudara kalian!"

"Karena ucapan Abu Lahab semua yang hadir pergi meninggalkan tempat.

Keesokan harinya aku diperintahkan lagi oleh Rasulullah supaya mempersiapkan segala sesuatunya seperti kemarin.

Setelah semua makan minum secukupnya, Nabi Muhammad SAW berkata kepada mereka:

"Hai Bani Abdul Muthalib. Demi Allah, aku tidak pernah mengetahui ada seorang pemuda dari kalangan orang Arab, yang datang kepada kaumnya membawa sesuatu yang lebih mulia daripada yang kubawa kepada kalian.

Untuk kalian aku membawa kebajikan dunia dan akhirat. Allah memerintahkan aku supaya mengajak kalian ke arah itu.

Sekarang, siapakah di antara kalian yang mau membantuku dalam persoalan itu dan bersedia menjadi saudaraku, penerima wasiatku dan khalifahku?"

Baca Juga: Sayyid Muhammad Al Maliki Kisahkan Orang Tua Butuh 5 Tahun untuk Berangkat Haji

"Semua yang hadir bungkam. Hanya aku sendiri yang menjawab: "Aku !"

Waktu itu aku seorang yang paling muda usianya dan masih hijau. Kukatakan lagi: "Ya, Rasul Allah, akulah yang menjadi pembantumu!"

Beliau mengulangi ucapannya dan aku pun mengulangi kembali pernyataanku.

Rasulullah kemudian memegang tengkukku, seraya berseru kepada semua yang hadir: "Inilah saudaraku, penerima wasiatku dan khalifahku atas kalian!"

Semua yang hadir berdiri sambil tertawa terbahak-bahak. Mereka berkata hampir serentak kepada Abu Thalib: "Hai Abu Thalib! Dia (yakni Muhammad) menyuruhmu supaya taat kepada anakmu!"

Hadits yang senada dengan apa yang dikemukakan Abdullah bin Abbas, juga diriwayatkan oleh Abu Ja'far At Thabary dalam bukunya "At Tarikh".

Baca Juga: Kesedihan Sayyidah Zainab Cucu Rasulullah Saat Jadi Saksi Terpenggalnya Kepala Sayyidina Husein

Itulah sekelumit riwayat tentang seorang muda remaja yang kemudian hari bakal menjadi pemimpin ummat Islam.

Seorang pemimpin yang dihormati tidak saja oleh kaum muslimin, tetapi juga oleh para ahludz dzimmah, yaitu kaum Nasrani dan kaum Yahudi yang bersedia hidup damai di bawah pemerintahan Islam.

Di depan Abu Lahab, orang yang selama ini selalu mengancam-ancam dan menuntut supaya Rasul Allah menghentikan da'wahnya, Imam Ali yang masih remaja itu berani menyatakan dukungan dan bantuannya kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Sayyidah Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah yang Cerdas dan Dermawan

Keterangan tersebut dikutip dari buku 'Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib' karya H.M.H. Al Hamid Al Husaini yang diterbitkan Lembaga Penyelidikan Islam tahun 1981.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler