Anda Tahu Apa Itu Sufi? Tokoh Sufi Terkemuka, Al-Junayd bin Muhammad

15 November 2022, 14:25 WIB
10 Nasihat Sufistik /pixabay/Bessi/

TOKOH-Sebelum mengenal tokoh sufi, kita singgung sedikit tentang apa itu sufi? dan apa itu tasawuf?

Setiap orang yang berbicara tentang tasawuf, selalu bertanya apa itu tasawuf? Dan siapa yang disebut Sufi?

Salah satu tokoh sufi pernah ditanya soal tasawuf, Al-Junayd, beliau menjawab, “Tasawuf artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu dengan-Nya.” Apa maksud dari perkataan tersebut? Selengkapnya simaklah di bawah ini.

Baca Juga: Ilmu Ruhani yang Diajarkan Sunan Ampel kepada Murid-muridnya

Maksud penjelasan di atas, tasawuf merupakan sebuah sebutan bahwa sufi selalu mendekatkan dirinya kepada Allah tanpa khawatir masalah duniawi. Sedangkan seorang sufi artinya orang yang ahli tasawuf.

Ada salah satu tokoh sufi yang terkemuka, yaitu Al-Junayd bin Muhammad. Beliau adalah pembuka tharikat kaum sufi. Berasal dari Nahawand, namun lahir dan tumbuh besar di Iraq.

Beliau dikenal sebagai seorang faqih dalam bidang mazhab Abu Tidur, dan berfatwa di halaqahnya ketika usianya baru dia puluh tahun.

Berguru kepada pamannya sendiri, As-Sary, juga kepada Al-Harits Al-Muhasiby, serta Muhammad bin Ali Al-Qashshab.

Baca Juga: Haul Solo 2022, Ini Biografi Habub Anis Bin Alwi Al Habsyi Pemilik Julukan 'The Smiling Habib'

Pernah ditanya perihal orang yang ma'rifat, Al-Junayd menjawab, “Siapa yang berbicara tentang rahasia hati Anda, namun Anda diam.”

Al-Junayd berkata, “Aku tidak pernah mengambil pelajaran tasawuf dari kata-kata. Tetapi aku mengambil pelajaran dari rasa lapar dan meninggalkan dunia, memutus segala kecenderungan dan hal-hal yang elok.”

Di antara kata-katanya, dapat pula kita pahami dari kata-kata di bawah ini.

“Seluruh jalan sebenarnya diperuntukkan kepada makhluk, kecuali bagi orang yang mengikuti jejak Rasulullah saw.”

Baca Juga: Karawang -Bekasi, Puisi Karya Chairil Anwar Tentang Semangat dan Pengorbanan Para Pejuang Kemerdekaan

“Bila seseorang benar-benar menghadap Allah selama sejuta tahun, lantas sejenak dia berpaling dari-Nya, segala sesuatu yang telah hilang dari sejenak itu nilainya lebih banyak ketimbang yang diperolehnya (selama sejuta tahun).”

“Barangsiapa tidak menjaga Al-Qur’an dan tidak menulis hadis, dalam kaitan persoalan ini, orang tersebut tidak boleh diikuti. Sebab, ilmu tasawuf kita ikat oleh Kitab dan Sunnah.”

Al-Junayd ditanya, “Dari mana Anda meraih prestasi ilmu seperti ini?” Beliau menjawab, “Dari dudukku selama tiga puluh tahun di hadapan Allah SWT.” Di bawah derajat tersebut, Al-Junayd mengisyaratkan pada suatu tahap derajat yang dicontohkan di rumahnya.

Ketika di tangannya berkait tasbih, beliau ditanya, “Anda, dengan kemuliaan Anda, masih memakai tasbih?” Beliau menjawab, “Melalui ini, aku dapat sampai kepada Tuhanku. Oleh karena itu, aku tidak akan melepasnya.”

Baca Juga: Amalan Luar Biasa dari Sang KH. Mufid Mas’ud Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta

Nah, begitulah kisah dari salah satu sufi terkemuka yang mengajarkan kita untuk terus berusaha mendekat diri kepada Sang Pencipta. Karena setiap muslim wajib memiliki rasa tasawuf yang haqiqi.***

Sumber: Dikutip dari buku berjudul “Risalah Qusyairiyah, Induk Ilmu Tasawuf “ karya Imam Al-Qusyairy An-Naisabury.

Penulis: Siti Fatimah Zahro, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran Yogyakarta.

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Ahmad Syaefudin

Tags

Terkini

Terpopuler