Profil Singkat KH Chaidar Muhaiminan Gunardo Mursyid Tarekat Syadziliyah dari Temanggung

7 Agustus 2023, 08:22 WIB
Profil Singkat KH Chaidar Muhaiminan Gunardo Mursyid Tarekat Syadziliyah dari Temanggung /beritabantul/

TOKOH - Profil Singkat KH Chaidar Muhaiminan Gunardo Mursyid Tarekat Syadziliyah dari Temanggung.

KH Chaidar Muhaiminan Gunardo adalah ulama kharismatik yang juga mursyid tarekat syadziliyah asal Temanggung Jawa Tengah. 

Kabar wafatnya KH Chaidar Muhaiminan mengejutkan pihak, karena tidak ada informasi terkait sakit yang dideritanya. 

Baca Juga: Innalillahi KH Chaidar Muhaiminan Gunardo Mursyid Tarekat Syadziliyah Temanggung Meninggal Dunia

Tapi, yang mengejutkan lagi, KH Chaidar Muhaiminan wafat saat mengisi ceramah dalam pengajian di Pekalongan. 

Warga masyarakat Desa Domiyang Rt. 002 Rw. 003 Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan menjadi saksi atas wafatnya KH Chaidar Muhaiminan. 

Nama lengkapnya adalah KH Mohammad Chaidar bin KH Muhaiminan Gunardo. Ia lahir di Temanggung pada 18 Desember 1967. Alamat lengkapnya adalah Dukuh Jetis Kauman Desa Jetis Parakan Rt. 002 Rw. 012 Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.

Pada hari Minggu tanggal 6 Agustus 2023 sekira pukul 10.00 WIB, KH Chaidar Muhaiminan tiba di Dukuh Sedayu Desa Domiyang Kecamatan Paninggaran untuk mengisi acara Pengajian Umum di Makam Wali Karomah.

Sekira pukul 11.30 WIB saat KH Chaidar Muhaiminan akan mengisi acara pengajian, tiba-tiba KH Chaidar Muhaiminan jatuh pingsan di atas panggung Pengajian.

Baca Juga: Nasab Kiai Hamid Pasuruan Sampai Kepada Rasulullah Melalui Jalur Mbah Sambu Lasem

Setelah mengetahui bahwa KH Chaidar Muhaiminan jatuh pingsan, warga masyarakat langsung membawa KH Chaidar Muhaiminan ke Puskesmas Paninggaran.

Sekira pukul 12.00 WIB saat tiba di Puskesmas Paninggaran dan langsung diberikan pertolongan namun dinyatakan Petugas Kesehatan Puskesmas Paninggaran bahwa KH Chaidar Muhaiminan sudah meninggal dunia dalam perjalanan ke Puskesmas Paninggaran.

Hasil pengecekan tubuh KH Chaidar Muhaiminan oleh Petugas Kesehatan dari Puskesmas Paninggaran disebutkan bahwa kondisi fisik beliau belum kaku, tidak diketemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh beliau, dan diperkirakan beliau meninggal dunia dikarenakan serangan jantung.

MENGAJI DI TREMAS DAN LIRBOYO

KH Chaidar Muhaiminan menghabiskan masa belajarnya di dua pesantren besar di Jawa Timur, yakni Pesantren Tremas Pacitan dan Pesantren Lirboyo Kediri.

Saat di Tremas, KH Chaidar Muhaiminan mengaji kepada KH Habib Dimyathi dan KH Harist Dimyathi.

Baca Juga: Tanda Kewalian Kiai Hamid Pasuruan Saat Masih Kecil, Bertemu Nabi Saat di Madinah

Saat di Pondok Tremas ini, KH Chaidar Muhaiminan bertempat tinggal di asrama garuda (saat ini asrama Al Ghozali ).

Selama nyantri di Pondok Tremas, KH Chaidar Muhaiminan pernah mengaku sebagai santri yang paling sering ditimbali dan didoakan oleh para kiai Tremas, karena waktu itu dirinya termasuk santri nakal.

Namun kenakalannya tentu bukan kenakalan dalam arti kriminal atau semacamnya.

Bahkan, selama nyantri di Tremas beliau tergolong santri yang cukup pintar dalam memahami pelajaran.

KH Chaidar Muhaiminan juga mengaku bahwa hobinya sejak kecil sudah memegang mini-cross. Kemudian beralih ke motocross 250 cc. Di Tremas pun dirinya sering menjadi supir Kiai Habib Dimyathi.

Menurut pengakuannya, selama nyantri di Pondok Tremas beliau mendapatkan banyak hal yang belum pernah dijumpainya di tempat lain, apalagi oleh Kiai Habib, Beliau sering dipanggil ke Ndalem karena ulah nakalnya.

“Bagi saya, Tremas adalah rumah kedua saya. Kyai Habib, Kyai Harist, Kyai hasyim, beliau semua adalah ayah-ayah saya,” ungkap KH Chaidar Muhaiminan, dikutip dari laman pondok tremas.

Baca Juga: Jauhi 6 Sifat Ini, Kata Gus Baha Bisa Bikin Amal Baik Hilang, Nomor 5 Sudah Mendarah Daging!

KH Chaidar Muhaiminan nyantri di Tremas selama kurang lebih 6 tahun. Kemudian melanjutkan nyantrinya di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri selama 6 tahun pula.

Pada tahun 1997, KH Chaidar Muhaiminan menikahi Nyai Durrotus Sa’adah asal Cirebon Jawa Barat.

MENJADI MURSYID TAREKAT SYADZILIYAH

Selain menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Kiai Parak Bambu Runcing, KH Chaidar Muhaiminan juga menjadi mursyid tarekat Syadziliyah.

Kedua amanah tersebut merupakan estafet dari sang ayah, KH Muhaiminan Gunardo.

Sesaat sebelum wafat pada tahun 2007, KH Muhaiminan Gunardo memberikan mandat Mursyid Tarekat Syadziliyah kepada putranya, KH Chaidar Muhaiminan.

Karenanya, KH Chaidar Muhaiminan memiliki kewenangan untuk membaiat para murid yang mengikuti tarekatnya.

Jamaah atau murid tarekat yang dipimpin KH Chaidar Muhaiminan bukan saja di Temanggung saja, tapi juga dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Bertemu Wali Jadzab, Gus Miek Digerojok Minum Kopi Jahe yang Sangat Banyak, Ini Rahasianya

Murid tarekat yang berjumlah ribuan itu juga datang dari Sumatra (Padang, Riau, Palembang, Jambi), Jawa Barat (Banten, Cirebon, Indramayu), Jawa Tengah, Jawa Timur dan berbagai daerah di Indonesia.

Pada setiap Rabu Kliwon, ribuan murid tarekat Syadziliyah dari berbagai daerah datang ke Pesantren Kiai Parak Bambu Runcing Parakan Temanggung Jawa Tengah untuk mengikuti acara rutin salapanan (Pengajian dan Mujahadahan).***

Editor: Ahmad Syaefudin

Tags

Terkini

Terpopuler