Sayyidina Husein dan Keluarga Nabi Wafat di Karbala Saat Kehausan dan Leher yang Terpenggal

- 1 Agustus 2022, 21:46 WIB
Sayyidina Husein dan Keluarga Nabi Wafat di Karbala Saat Kehausan dan Leher yang Terpenggal
Sayyidina Husein dan Keluarga Nabi Wafat di Karbala Saat Kehausan dan Leher yang Terpenggal /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Ini kisah tentang Sayyidina Husein dan Keluarga Nabi yang wafat di Karbala ternyata saat kondisi kehausan dan leher yang terpenggal.

Kekejaman pasukan Yazid bin Muawiyah dikenang sepanjang sejarah, sebagaimana keteguhan Sayyidina Husein dan keluarga Nabi memegang teguh kebenaran.

Kondisi tragedi Karbala sangat memilukan, tapi keluarga Nabi tetaplah sosok agung dan teladan sepanjang masa. 

Baca Juga: Detik-detik Wafatnya Sayyidah Zainab Cucu Rasulullah, Dijemput Imam Ali dan Sayyidah Fatimah

Dijelaskan, bahwa Sayyidina Husein dikhianati warga Kufah yang meminta Beliau datang ke sana karena mereka mengaku sudah menyiapkan pasukan yang siap membela Beliau.

Sesampainya di Karbala, bukan pasukan pembela yang dijumpai, tapi para prajurit bengis yang mengepung, siap untuk membunuhi seluruh rombongan tanpa bisa diajak berunding.

Tawaran damai dan berbagai solusi dari Sayyidina Husein tidak mereka pedulikan.

Mereka hanya ingin menghabisi. Rombongan dikepung, bahkan dilarang dari sumber air, akhirnya kehausan.

Sayyidina Husein mengangkat salah satu puteranya untuk minum dari sungai, tapi panah meluncur membunuh anak kecil itu.

Baca Juga: Sayyid Ali Zainal Abidin Putra Imam Husein Menangis Saat Diprotes Budak, Ternyata Ini Fakta yang Terjadi

Lalu Sayyidina Husein mengambil air untuk meminumnya. Dan saat itu, sebelum air masuk ke mulut, panah tiba di tangan Beliau yang mulia.

Kemudian serangan pasukan pun dimulai, mereka tidak berani satu lawan satu.

Mereka menyerang bergerombolan. Sementara Sayyidina Husein dan rombongan terus berupaya bertahan, menjaga kaum perempuan yang bersama mereka.

Sampai akhirnya semua laki-laki jatuh, termasuk Sayyidina Husein. Kepala dan tubuh Beliau pun dipotong-potong.

Mereka semua dibunuh dalam keadaan kehausan dan leher yang dipenggal.

Hanya satu laki-laki yang selamat, Ali Zainal Abidin, satu-satunya anak Sayyidina Husein yang tersisa.

Saat itu berusia 13 tahun, sedang sakit parah, mulanya ingin ikut mengangkat senjata bersama kaum laki-laki di rombongan untuk mempertahankan diri dan menjaga kehormatan kaum perempuan di rombongan.

Baca Juga: Jawaban Sayyid Ali Zainal Abidin yang Bersedih Saat Mengenang Tragedi Karbala

Tapi Sayyidah Zainab melarang karena kondisi sakitnya yang sangat parah. Sayyidah Zainab sedikit menyimpankan air untuk sang keponakan.

Pasukan yang sudah menghabisi semua laki-laki di luar, memeriksa isi kemah-kemah.

Mereka pun mau membunuh Sayyidina Ali Zainal Abidin yang terbaring lemah, untungnya Sayyidah Zainab segera memeluk dan mengatakan kalau bunuh dirinya jika mau membunuh keponakannya.

Para perempuan mulia dari ahli al-bait digiring untuk menemui kepala pasukan, sang penjahat perang, yakni Ibn Ziyad.

Lalu, keluarga Nabi digiring menuju Damascus (Syam) bersama kepala-kepala kaum laki-laki dari ahli al-bait (Keluarga Nabi).

Setelah bertemu Yazid, keluarga Nabi yang tersisa akhirnya kembali di Madinah.

Baca Juga: Sayyidah Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah yang Cerdas dan Dermawan

Tapi, Sayyidah Zainab dan keluarga Nabi akhirnya juga diminta penguasa untuk keluar dari Madinah.

Mulanya Sayyidah Zainab enggan, tapi kemudian keluar juga dan memilih Mesir. Dikisahkan, Sayyidina Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu yang menyarankan untuk menuju Mesir.

Itu sekilas derita Sayyidah Zainab, belum lagi cerita Sayyidah Fatimah an-Nabawiyah, putri Sayyiduna Husein, derita Sayyiduna Ali Zainal Abidin as-Sajjaad.

Cerita-cerita pilu itu menggambarkan banyak hal, bahwa dunia ini memang cobaan, mereka para manusia pilihan diuji dengan cobaan yang sangat besar.

Sayyidina Ali Zainal Abidin menjauhi hiruk pikuk politik dan perebutan kekuasaan, Beliau sibuk mengurus umat dan tenggelam dalam ibadah. Sampai disebut sebagai as-Sajjaad, orang yang banyak sujud.

Baca Juga: 3 Sosok Zainab Putri Sayyidina Ali, yang Wafat di Mesir Jadi Saksi Kasus Karbala

Para ahli al-bait (keluarga Nabi) memilih damai.

Keterangan tersebut dikutip dari catatan Hilma Rosyida Ahmad Mesir di facebook pribadinya yang diunggah pada 23 April 2019.***

 

 

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x