Memperebutkan Makna Gus Dur, Sosok Pluralis yang Dikenang Dunia hingga Lintas Agama

- 2 Desember 2022, 15:27 WIB
Memperebutkan makna Gus Dur
Memperebutkan makna Gus Dur /Tangkap layar YouTube Jas Hijau/Diolah Berita Bantul/

Baca Juga: Puisi Gus Dur, Aku Rindu Padamu Karya KH Dr Jamal Makmur Asmani

Latar pesantren dan masjid di sana tak lagi menampungnya. Sekitar 40 ribu orang hadir di sana.

Masjid-masjid di seluruh pelosok negeri segera menyelenggarakan shalat Ghaib, membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, surah Yasin, dan Tahlil.

Mereka berdoa agar Tuhan memaafkan kesalahan dan dosanya serta memohon agar dia ditempatkan di pangkuan-Nya dalam dekapan kasih yang menghangatkan dan mengalirkan kedamaian.

Pahala bacaan-bacaan suci itu dihadiahkan atau dimohonkan kepada Tuhan untuknya. Tuhan Maha Mendengar, Maha Mengasihi, dan Maha Mengabulkan permohonan hamba-hamba-Nya.

Baca Juga: Gus Dur Menaklukkan Rumah Angker, Ternyata Ini yang Dilakukannya

Gereja-gereja mendentangkan loncengnya untuk menyelenggarakan ritual dan doa khusus bagi Gus Dur. Boleh jadi mereka juga membaca kitab suci.

Kuil-kuil, sinagoge-sinagoge, wihara-wihara, pura-pura, klenteng-klenteng, dan tempat-tempat penyembahan kepada Tuhan yang lain, apa pun namanya, juga menyelenggarakan ritual, mantra, dan doa untuknya.

Kata mereka, Gus Dur adalah orang suci, sang Santo. Ketika kaum Kristiani, umat Buddha, umat Hindu, jemaat Ahmadiyah, atau berbagai aliran kepercayaan atau yang lain ditanya tentang Gus Dur, mereka akan mengatakan ini:

“Apa yang dikatakan dan dijalani Gus Dur, itulah yang difirmankan Yesus, diajarkan Musa, dituturkan Sang Buddha, disabdakan dalam Baghawad Gita, disabdakan dalam Tripitaka, dan diceramahkan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Melalui beliau kata-kata Yesus, Musa, Buddha Gautama, Gita, dan Hazrat Mirza, menjadi hidup kembali.”

Halaman:

Editor: Joko W

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x