Tarekat Apa yang Diamalkan Gus Dur? Beginilah Jalan Spiritual yang Ditempuhnya

- 6 Desember 2022, 06:35 WIB
Tarekat yang diamalkan Gus Dur
Tarekat yang diamalkan Gus Dur /Tangkap layar YouTube Omah Santri/Diolah Berita Bantul/

BERITA BANTUL – Tarekat apa yang diamalkan Gus Dur? Beginilah jalan spiritual yang ditempuhnya.

Orang-orang yang dekat Gus Dur bercerita bahwa kalau tidak ada teman yang diajak bicara dan dia sendirian, maka dalam waktu yang sunyi sepi itu dia membaca surah Al-Fatihah, entah berapa kali.

Setelah itu, Gus Dur membaca shalawat atas Nabi dan tawasul.

Selain itu, Gus Dur juga berdoa untuk dirinya sendiri, kedua orang tua, keluarga, para wali (para kekasih Tuhan), para ulama yang telah wafat, dan bangsa serta negara yang dicintainya.

Baca Juga: Gus Dur yang Bersahaja, Jiwa yang Bergolak dan Tak Ingin Mengecewakan Mereka yang Berharap kepadanya

Ada juga orang yang bercerita bahwa kalau tangan Gus Dur tak pernah berhenti bergerak-gerak, seperti mengetuk-ngetuk, sebenarnya dia sedang berzikir, “Allah, Allah, Allah.”

Tangan itu menggantikan tasbih. Itulah jalan spiritualnya (tarekat).

Gus Dur sendiri tak terikat pada satu tarekat. Boleh jadi dia juga tak mau berkomentar soal mu’tabarah (diakui) atau ghair mu’tabarah (tidak diakui) dalam hal ini.

Baginya, semua tarekat baik adanya, karena dia adalah jalan spiritual yang ditemukan oleh seseorang dengan pengalamannya masing-masing.

Baca Juga: Memperebutkan Makna Gus Dur, Sosok Pluralis yang Dikenang Dunia hingga Lintas Agama

Ada yang mengatakan bahwa Gus Dur telah memperoleh ijazah, semacam perkenan mengamalkan suatu tarekat dari banyak sekali guru atau mursyid tarekat, bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri.

Gus Dur terlalu sering berziarah ke tempat-tempat peristirahatan para pendiri tarekat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Tarekat adalah cara atau jalan menuju Tuhan berdimensi esoterik, batin, spiritual.

Para pengikut tarekat biasanya menempuh perjalanan menuju Tuhan ini melalui aktivitas ritual-ritual zikir (mengingat dan menyebut) Tuhan, permenungan dalam keheningan malam, ketika segala aktivitas manusia berhenti dan pintu-pintu rumah telah terkunci dan sepi.

Baca Juga: Pakaian Gus Dur yang Sederhana, Kata Gus Mus: Gus Dur Mengikuti Kanjeng Nabi

Zikir-zikir kepada Tuhan itu diucapkan mereka berkali-kali, puluhan dan ratusan kali, hingga Dia lekat di hati.

Ketika Dia telah lekat dan menyatu di hati seseorang, maka Dia menjadi matanya, menjadi pendengarannya, menjadi tangannya dan kakinya.

Ini disebutkan dalam Hadis Qudsi. Imam Al Bukhari, master hadis terkemuka, menulis:

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan Adalah Wujud Paling Ekstrem dari Ketidakadilan Hakiki Kata Alissa Wahid Putri Gus Dur

Artinya:

Manakala hambaku mendekati-Ku, dengan selalu mengingat-Ku, sampai Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, maka dia melihat dengan Mata-Ku, mendengar dengan Pendengaran-Ku, memukul dengan Tangan-Ku, berjalan dengan Kaki-Ku. Bila dia meminta, Aku akan mengabulkannya dan bila dia memohon perlindungan-Ku, Aku melindunginya.

Dalam tradisi di kalangan masyarakat umum, zikir-zikir, doa-doa, dan istighatsah (memohon pertolongan Tuhan), dilakukan sebagai upaya melepaskan segala kegalauan, kecemasan, kerisauan, dan kemelut-kemelut kehidupan atau untuk meminta sesuatu yang diimpikannya.

Ini berbeda dengan para kaum sufi. Doa dan segala zikir dipanjatkan lebih dalam rangka memohonkan ampunan Tuhan atas dosa dan kesalahan yang diperbuatnya sehingga segalanya diridai dan menjadi orang yang dicintai-Nya.

Baca Juga: Lirik Lagu Manaqib Gus Dur Karya Gus Fuad Plered

Bagi mereka, apa pun yang dilakukan dalam kehidupan, tak ada maknanya, tanpa kerelaan dan cinta Tuhan.

Tulisan ini dilansir dari status Facebook Husein Muhammad yang dibagikan pada 22 Desember 2018 dengan penyuntingan seperlunya tanpa mengubah esensi.***

Editor: Joko W

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah