Mau Diambil Menantu Gurunya di Tebuireng, KH Arwani Amin Kudus Tolak dengan Halus

- 7 Desember 2022, 22:11 WIB
Keistimewaan KH Arwani Amin Kudus Disaksikan KH Hasyim Asy'ari
Keistimewaan KH Arwani Amin Kudus Disaksikan KH Hasyim Asy'ari /youtube/kkw chanel/

TOKOH - Mau Diambil Menantu Gurunya di Tebuireng, KH Arwani Amin Kudus Tolak dengan Halus.

KH Arwani Amin Kudus adalah santri istimewa KH Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang. Makanya, sang guru ingin mengambil santrinya untuk jadi anak menantunya. 

Kisah masyhur ini banyak direkam para santri dan kiai di Nusantara, karena KH Hasyim Asy'ari langsung meminta santrinya itu kepada ayahnya di Kudus. 

Baca Juga: Kisah Kedekatan Dua Waliyullah Mbah Hamid Pasuruan dan Mbah Arwani Kudus, Kisahnya Sangat Menggetarkan

Kisah ini dituturkan salah satu alumni Kudus, yakni KH Muharror Ali yang saat ini menjadi pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul Ulum Blora.

Menurut Pengasuh Pesantren Khozinatul Ulum Blora ini, KH Arwani Amin Kudus itu adalah sosok kiai komplit. Maka beruntunglah bagi yang pernah mengaji di pesantren Mbah Arwani.

"Simbah Kiai Arwani itu merupakan sosok Kiai yang lengkap. Selain menguasai Kitab Kuning, Mbah Arwani juga seorang pakar Ilmu Al-Qur’an dan Qirâ'at, juga seorang Mursyid Thariqah Naqsyabandiyyah.

Setidaknya ada 3 ilmu pokok penting yang dikuasai oleh Mbah Arwani, yaitu: Ilmu Syari'at, Ilmu Al-Qur’an dan Qirâ'at, dan Ilmu Tashawwuf dan Thariqat," tegas Kiai Muharror Ali dalam suatu acara Diklat Calon Guru Tahfidh Al-Qur’an Yayasan Arwaniyyah di Pati.

Bagi Kiai Muharror, seorang kiai pada umumnya saat ini hanya alim di satu bidang keilmuan saja dan tidak di bidang yang lain.

Ada yang alim kitab, tidak alim Qur'an. Ada yang alim Qur'an, tidak alim kitab. Ada yang alim Thariqat, tidak alim Qur'an. Tetapi Mbah Arwani tidak. Mbah Arwani menguasai semuanya.

Baca Juga: Mbah Maksum Lasem Waliyullah Pendiri NU, Punya Rahasia Shalawat Nariyah Kata Gus Ulil

"Beruntunglah kalian, para santri Yanbu'ul Qur'an, yang mondok dan ngaji di Pondoknya Mbah Arwani. Saya pernah diceritai langsung oleh Mbah Arwani.

Bahwa saat beliau mondok di Tebuireng, di bawah asuhan Hadhratusysyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, beliau pernah diangkat menjadi badal ngaji Kitab Mbah Hasyim.

Ketika Mbah Hasyim berhalangan, Mbah Arwani lah yang menggantikan pengajian kitab beliau. Saking cintanya Mbah Hasyim kepada Mbah Arwani, Mbah Hasyim pernah meminang Mbah Arwani untuk dijadikan menantu.

Mbah Hasyim sowan ke rumah Kiai Amin Said, abah Mbah Arwani, bermaksud untuk mengambil Mbah Arwani sebagai menantu.

Akan tetapi Mbah Amin Said tahu, jika Mbah Arwani diambil menantu Mbah Hasyim, tentunya akan diboyong ke Tebuireng.

Padahal, Mbah Amin Said berharap Mbah Arwani tetap di Kudus dan supaya bisa berjuang serta berdakwah di Kudus.

Akhirnya, Mbah Amin Said menolak secara halus, dengan alasan jarak yang jauh antara Kudus-Jombang," kisah Kiai Muharror.

Baca Juga: Kiai Hasyim Asy'ari Buka Rahasia Kewalian Gus Miek yang Nyentrik, Kiai Djazuli Menangis, Apa Itu?

Kiai Muharor melanjutkan kisahnya bahwa Mbah Hasyim ternyata masih bersikukuh, bahwa jarak Kudus-Jombang bukan halangan.

"Jauh bukan soal jarak, tetapi soal hati," kata Mbah Hasyim.

Akhirnya, Mbah Amin Said berkata bahwa beliau punya keinginan agar Mbah Arwani akan "ditandur" di Kudus, dan ini dijadikan Mbah Amin Said alasan untuk menolak secara halus permohonan Mbah Hasyim.

Selain juga, bahwa Mbah Arwani akan melanjutkan ngaji ke Krapyak Yogyakarta, di bawah asuhan KH Muhammad Munawwir Abdullah Rosyad.

Akhirnya, Mbah Hasyim bisa memahami apa yang dikehendaki oleh Mbah Amin Said. Kedua Kiai besar itu pun bisa saling memahami satu sama lain," lanjutnya.

"Saya pernah dipesani Mbah Dullah Salam. Mbah Dullah Salam itu besan, sekaligus santri kinasih Mbah Arwani.

Ror (KH Muharror Ali-red), awakmu nek dijaluk khataman wong, aja pisan-pisan nolak ya. Cik panggone ning nduwur gunung, ning plosok ndesa, aja pernah nolak. Sebab, iku salah sijine coro supaya awak dhewe isa njaga Al-Qur’an.

Ror, kalau kamu dimintai tolong orang untuk khataman Al-Qur’an, jangan pernah menolak ya. Sekalipun tempatnya di atas gunung, atau di pelosok desa, jangan pernah menolak. Sebab, itu merupakan salah satu cara kita supaya senantiasa bisa menjaga Al-Qur’an."

Baca Juga: Jangan Jadi Zuhud kalau Berbuat Seperti Ini kepada Anak Kata Gus Baha, Kawal Kalimat Tauhid

Itulah beberapa untaian mutiara pesan yang disampaikan oleh Al-Mukarrom Romo KH Muharror Ali, Pengasuh PP Khozinatul Ulum Blora.

Beliau adalah santri kinasih Simbah KH Muhammad Arwani Amin Said Kudus dan Simbah KH Abdullah Zein Salam Kajen.

Nasihat itu disampaikan dalam salah satu sesi Diklat Calon Guru Tahfidh Al-Qur’an Yayasan Arwaniyyah di YQBS 1 Pati dengan tema "Meneladani Simbah KH Muhammad Arwani Amin Said dan KH Abdullah Zein Salam dalam Menjaga Al-Qur’an".

Demikian dikutip dari catatan facebook Yanbu'ul Qur'an Boarding School 1 Pati.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah