Cerita Singkat Gus Dur Saat Krisis Reformasi 1998, Kesaksian Zastrouw Al Ngatawi

- 13 Desember 2022, 14:58 WIB
Cerita Singkat Gus Dur Saat Krisis Reformasi, Kesaksian Zastrouw Al-Ngatawi
Cerita Singkat Gus Dur Saat Krisis Reformasi, Kesaksian Zastrouw Al-Ngatawi /indonesia.go.id/

"Begini ya, kita tidak bisa membiarkan rakyat larut dalam emosi dan terbakar api kebencian. Kalo dibiarkan ini bisa membakar seluruh rumah kebangsaan kita."

"Rakyat harus didik dan disadarkan meski untuk itu harus melawan arus deras emosi massa dengan risiko kita digilas, dicaci maki dan dihina hingga kelilangan popularitas dan ditinggalkan massa."

"Keadaan ini harus dihentikan karena sudah melampaui batas-batas kepantasan dan toleransi. Ini harus dihentikan"

Kembali Zastrouw Al Ngatawi dan Fajrul Falah terdiam, hening dan senyap.

Baca Juga: Mbah Mutamakkin Kajen dan Gus Dur: Rahasia Langit dalam Ajaran Joko Tingkir

"Jadi pemimpin itu tidak gampang, harus berani melawan kehendak massa jika tindakan dan sikap mereka sudah melampaui batas-batas yang bisa membahayakan bangsa dan negara."

"Seorang pemimpin tidak boleh membiarkan umat terperosok dalam rindakan yang membawa kerusakan hanya karena takut kehilangan popularitas dan dukungan massa."

Kata-kata Gus Dur makin menggerus perasaan Zastrouw Al Ngatawi dan Fajrul Falah seperti air hujan menggerus tanah gundul di tebing yg miring.

"Bertahun-tahun saya musuhan dengan Pak Harto, tapi itu soal pemikiran dalam mengelola negara bukan soal pribadi."

"Ketika Pak Harto dikuyo-kuyo malampaui batas hingga menghancurkan harkat dan martabatmya sebagai manusia, kita harus membelanya dan mencegah tindakan rakyat yang sudah melampaui batas."

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah