Punya Sejarah Kelam di Mataram, Jenazah Amangkurat 1 Disebut Wangi dan Tak Membusuk

- 30 Desember 2022, 17:48 WIB
Punya Sejarah Kelam di Mataram, Jenazah Amangkurat 1 Disebut Wangi dan Tak Membusuk
Punya Sejarah Kelam di Mataram, Jenazah Amangkurat 1 Disebut Wangi dan Tak Membusuk /facebook/amnan/

TOKOH - Punya Sejarah Kelam di Mataram, Jenazah Amangkurat 1 Disebut Wangi dan Tak Membusuk.

Dalam jejak sejarah Mataram Islam, Raja Amangkurat 1 banyak disebut sebagai raja yang kejam dan bengis kepada rakyatnya.

Pertumpahan darah antar anggota keluarga kerajaan, ulama jadi korban, dan berbagai tragedi berdarah tercatat sangat mengenaskan. 

Baca Juga: Kenapa Makam Raja Mataram Amangkurat 1 Tidak Berada di Makam Raja Imogiri?

Adiknya sendiri, Raden Mas Alit, dan mertuanya sendiri, Pangeran Pekik, tak luput disebut menjadi korban keganasan Amangkurat 1. 

Ditambah lagi kerjasama Amangkurat 1 dengan VOC Belanda membuat catatan kelam sejarahnya. Padahal, ayahnya Sultan Agung Hanyokrokusumo sangat tegas menolak kerjasama dengan VOC.

Karena kekejaman yang luar biasa itu, akhirnya Pangeran Trunojoyo dari Madura melakukan pemberontakan dengan skala besar-besaran. 

Trunojoyo akhirnya bisa mengakhiri masa pemerintahan Amangkurat 1, sehingga memaksa Raja Mataram itu melarikan diri menuju Batavia. 

Dalam proses melarikan diri itulah, Amangkurat 1 jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sesuai wasiatnya, ia dimakamkan Komplek Makam Tegal Arum Kabupaten Tegal Jawa Tengah.

Wasiat Amangkurat 1 adalah jenazahnya agar dimakamkan berdampingan dengan guru sekaligus pengasuhnya di masa kecil Tumenggung Danupaya atau Ki Ageng Lembah Manah.

Baca Juga: Silsilah Nasab Gus Dur Sampai Rasulullah Melalui Jalur Jaka Tingkir

Kisah Juru Kunci Makam Amangkurat 1

Sebagai Raja Mataram, makam Amangkurat 1 mendapatkan perlakuan istimewa di hati masyarakat, termasuk masyarakat Tegal.

Dari juru kunci yang didapatkan dari sumber leluhurnya, dari mulut ke mulut masyarakat, jenazah Amangkurat 1 disebut wangi dan bahkan tidak membusuk. 

Bukan hanya itu, jenazah Amangkurat 1 seperti hidup karena kuku dan rambutnya juga masih tumbuh dan memanjang.

Juru kunci itu bernama Agus Sholih. Kakeknya juga pernah menjadi juru kunci makam Amangkurat 1. 

Menurutnya, sesuai penuturan dari leluhurnya, jenazah Amangkurat 1 dulu tidak ditutup dengan nisan, tapi hanya dengan kaca. Sehingga, jenazahnya tetap terlihat, walaupun yang bisa melihat hanya orang tertentu saja.

Dulu, katanya, setiap tahun Keraton Solo datang dan melakukan pemotongan rambut dan kuku. Prosesi itu berlangsung sejak meninggalnya sang raja pada abad ke-17 atau 1677 hingga sekitar tahun 1960 an.

Karena mempertimbangkan berbagai keadaan, apalagi terkait ajaran agama, akhirnya disepakati bahwa makam Amangkurat 1 ditutup secara permanen dengan batu nisan.

Baca Juga: Ini yang Dirasakan Gus Yahya Saat Gus Dur Wafat 30 Desember 2009

Sejak saat itu, tradisi potong kuku dan potong rambut atas jenazah Amangkurat 1 sudah tidak ada lagi. 

Walaupun demikian, Keraton Solo tetap memberikan penghormatan kepada Raja Amangkurat 1 dengan menggelar jamasan setiap tahunnya di bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

 

Keterangan tersebut dikutip dari laman jogjaprov.***

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x