Hal ini menjadi pelajaran berharga, manusia harus belajar qanaah dengan usaha apapun yang dilakukan, jangan ambisius seperti memosisikan diri sebagai Allah yang menentukan apa yang terjadi di masa depan.
Kelima, sakha’ (سخاء), dermawan, suka bersedekah dan berbagi kepada orang lain, khususnya mereka yang membutuhkan. Orang yang dermawan dalam hadis Nabi dicintai Allah dan dicintai sesama manusia.
Sebaliknya, orang yang bakhil, dibenci Allah dan dibenci sesama manusia. Kiai Nafi’ Abdillah adalah sosok yang peduli kepada orang lain, suka memberikan pertolongan orang-orang yang membutuhkan. Banyak cerita dan bukti nyata yang mengisahkan hal ini.
Semoga lima sifat utama KH. A. Nafi’ Abdillah ini masuk dalam relung jiwa kita sehingga kita bisa meneladaninya sebagai syarat menjadi sifat hamba yang dicintai Allah SWT di dunia dan akhirat, Amiin Ya Rabbal Alamiin.***