Kesederhanaan KH As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Pembawa Tongkat dan Tasbih Syaikhona Kholil ke Tebuireng

- 22 Agustus 2023, 07:46 WIB
Kesederhanaan KH As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Pembawa Tongkat dan Tasbih Syaikhona Kholil ke Tebuireng
Kesederhanaan KH As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Pembawa Tongkat dan Tasbih Syaikhona Kholil ke Tebuireng /facebook/amnan/

TOKOH - Kesederhanaan KH As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Pembawa Tongkat dan Tasbih Syaikhona Kholil ke Tebuireng.

Menjelang Nahdlatul Ulama (NU) berdiri, saksi sejarah yang membawa misi rahasia itu bernama KH As'ad Syamsul Arifin Situbondo. 

Tongkat, tasbih, dan ayat Al Qur'an disampaikan KH As'ad Syamsul Arifin menuju Tebuireng Jombang.

Baca Juga: Mimpi Bertemu Habib Umar bin Hafidz, Seminggu Kemudian Meninggal Dunia, Ternyata Ini yang Terjadi

Itulah misi rahasia yang dilakukan KH As'ad Syamsul Arifin yang diterima dari gurunya, Syaikhona Kholil Bangkalan. 

Tujuan utamanya adalah KH Hasyim Asy'ari yang mendapatkan amanah menerima tongkat, tasbih, dan ayat Al Qur'an. 

KH As'ad Syamsul Arifin adalah pembawa misi sangat penting menjelang NU berdiri dari Bangkalan menuju Tebuireng Jombang. 

Sosok pengasuh Pesantren Sukorejo Situbondo yang menjadi saksi sejarah penting itu ternyata ulama yang sangat sederhana.

Baca Juga: Ummu Salim Istri Habib Umar bin Hafidz Tiap Detiknya Dilalui dengan Dzikir dan Dakwah

Dikisahkan, rumah KH As'ad Syamsul Arifin sangatlah sederhana, jauh dari mewah.

"Inilah rumah yang jauh dari mewah bagi sosok yang sebetulnya sangat bisa mewah. Mengapa beliau memilih sangat sederhana, bahkan menderita?," tulis Zainul Walid, dikutip dari facebooknya yang diunggah pada 22 Juni 2020.

KH As'ad Syamsul Arifin Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah Sukorejo Situbondo
KH As'ad Syamsul Arifin Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah Sukorejo Situbondo
"Jawabannya terpahat tegas pada pualam hati kalian. Berilah saya jawaban itu barang sedikit, agar saya pun (seakan-akan) pantas mereguk sehelai harum-haruman surga, meskipun sungguh saya selalu merasa tak pantas," lanjutnya.

"Inilah rumah pengantar tongkat dan tasbih Syaikhona Kholil, Bangkalan, pada Syaikhona Hasyim Asy'ari, Jombang, isyarat berdirinya NU," lanjutnya lagi.

Dalam kisahnya, sepanjang jalan, sedikit pun, KH As'ad Syamsul Arifin tak berani menyentuh tasbih yang dikalungkan Syaikhona Kholil.

"Ia bertekad hanya Syaikhona Hasyim Asy'ari yang boleh menyentuh dan mengambil dari lehernya," tegasnya.

Baca Juga: 6 Kali Bertemu Rasulullah, KH Hasyim Asy'ari Yakin NU Direstui Nabi Muhammad SAW

Inilah rumah, lanjutnya, yang membuat KH Mustofa Bisri (Gus Mus) tiba-tiba terdiam, laut tenang di mata Gus Mus tiba-tiba mengombak kencang, badai gemuruh di dada, saat Gus Mus sangat bersamangat hendak tabayun sebagian redaksi teks tentang Muktamar Ke-27 NU yang disuruh ubah olehnya.

"Bagaimana aku tidak luluh, ketika beliau menyilakan masuk, dan saya berdiri di pintu, (di sana) saya lihat hanya sebuah kursi tua dengan setumpuk jagung kulit yang sudah kering. Ya, hanya kursi tua dan jagung kering. Padahal, pesantrennya sangat besar, asrama santri dan gedung-gedung madrasahnya megah. Oh...!" kenang Gus Mus saat Zainul Walid sowan ke kediaman Gus Mus di Rembang.

Demikian kisah Kesederhaan KH As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Pembawa Tongkat dan Tasbih Syaikhona Kholil ke Tebuireng.***

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x