TOKOH - Profil Singkat Maulana Habib Luthfi bin Yahya, Ulama Indonesia yang Jadi Pemimpin Forum Sufi Dunia.
Para ulama sufi dunia dari berbagai negara datang ke Pekalongan untuk menghadiri forum sufi dunia, 29-31 Agustus 2023.
Bukan hanya itu, ribuan ulama dan sufi dari berbagai penjuru Nusantara juga datang ke Pekalongan di acara The International Sufi Conference atau Multaqo Sufi Al-Alami di Gedung Sahid International Convention Center (SICC) Pekalongan.
Baca Juga: Ini Tokoh yang Selalu Dampingi Habib Umar bin Hafidz Keliling Dakwah, Ternyata Bukan Orang Biasa
Maulana Habib Luthfi bin Yahya menjadi pemimpin forum sufi dunia dan Rais Aam Jamiyyah Ahlith Thariqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN).
Acara Forum Sufi Dunia tahun 2023 di Pekalongan ini dihadiri Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan lain sebagainya.
Maulana Habib Luthfi punya nama lengkap Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya. Nama fam nasabnya adalah Bin Yahya.
Dilahirkan di Pekalongan pada 10 November 1947 atau 27 Rajab tahun 1367 H. Habib Luthfi lahir dari keluarga ulama besar, yakni Maulana Ali bin Hasyim bin Yahya dan Syarifah Nur.
Sejak kecil, Habib Luthfi bin Yahya dididik dalam lingkungan keluarga yang ahli ilmu atau pecinta ilmu. Habib Ali, ayahnya, adalah sosok luar biasa yang menguasai banyak bahasa di dunia.
Baca Juga: Hilang Tanpa Jejak, Ayah Habib Umar bin Hafidz Diculik Saat Mau ke Masjid untuk Shalat Jumat
Pada usia 12 tahun, Habib Luthfi bin Yahya kecil mulai mengembara mencari ilmu. Pada usia itu ia ikut pamannya (Pakde), yakni Habib Muhammad di Indramayu Jawa Barat.
Sejak itu, Habib Luthfi bin Yahya keliling dari pesantren ke pesantren lainnya.
Tak lama nyantri di Bendokerep Cirebon, Habib Luthfi bin Yahya mendapatkan beasiswa belajar ke Hadramaut, Yaman.
Tiga tahun di Yaman, Habib Luthfi bin Yahya kembali ke Indonesia, kemudian belajar lagi ke sejumlah pesantren, yaitu Ponpes Kliwet Indramayu, Tegal (Kiai Said), Purwokerto (Kiai Muhammad Abdul Malik Bin Muhammad Ilyas Bin Ali).
Habib Luthfi bin Yahya juga pernah berguru kepada seorang ulama besar asal Lasem Rembang, Mbah Ma’shum, ayah KH Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
Selanjutnya, pada usia remaja Habib Luthfi bin Yahya dinikahkan dengan seorang gadis yang masih tergolong kerabat (satu fam), yaitu Syarifah Salma binti Hasyim bin Yahya.
Dari pernikahan itu lahir dua orang anak laki-laki dan tiga perempuan, yaitu Syarif Muhammad Bahauddin, Syarifah Zaenab, Syarifah Fathimah, Syarifah Ummi Hanik dan Syarif Husain.
Baca Juga: Saksikan Karomah Habib Umar bin Hafidz, Energi Dakwah Penuh Senyum Tak Kenal Lelah
Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi diterima dari sang ayah, yakni al Habib al Hafidz Ali bin Hasyim al Ghalib. Selanjutnya ia belajar di Madrasah Salafiah. Guru-gurunya di Madrasah itu di antaranya:
1. Al-'Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas.
2. Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya (pamannya sendiri).
3. Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
4. Sayid ‘Al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Dari guru-guru tersebut ia mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan ia juga mendapat ijazah untuk membai’at.
Baca Juga: 9 Kata-Kata Hikmah Habib Umar bin Hafidz Agar Hati Bersih dan Bercahaya
Berikut ini adalah daftar lengkap guru-guru Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.
1. Habib Ali bin Hasyim bin Umar Bin Yahya (ayah),
2. Habib Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas (Pekalongan),
3. Habib Husein bin Hasyim bin Umar Bin Yahya (Pekalongan),
4. Habib Abubakar bin Abdullah Alattas (Pekalongan),
5. Habib Hamid al-Habsyi,
6. Syaikh Ahmad bin Mahfudz,
7. Habib Muhammad bin Husein bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas (Pekalongan),
8. Syaikh Muhammad Kaukab bin Muslim (Benda Kerep Cirebon),
9. Syaikh Muhtadi bin Muslim (Benda Kerep Cirebon),
10. Syaikh Arsyad bin Muhammad Amin (Benda Kerep Cirebon)
11. Syaikh Muhammad Bajuri (Sudimampir Balongan Indramayu)
12. Syaikh Masyhadi bin Muslim bin Utsman (Karangampel Indramayu),
13. Habib Sholeh bin Abdullah al-Hinduan (Karangampel Indramayu),
14. Habib Abubakar bin Abdullah Ba’abud (Indramayu),
15. Habib Alwi bin Yusuf bin Ahmad Bin Yahya (Indramayu),
16. Habib Muhammad bin Thoha bin Umar Bin Yahya (Indramayu),
17. Habib Muhammad bin Hasyim bin Umar Bin Yahya (Kliwed Kertasemaya Indramayu),
18. Habib Syaikh bin Abubakar bin Syaikhan Bin Yahya (Jagasatru Cirebon),
19. Habib Muhammad bin Umar bin Abubakar Bin Yahya (Pegagan Palimanan Cirebon)
20. Habib Ahmad bin Ismail Bin Yahya (Jenun Arjawinangun Cirebon),
21. Habib Umar bin Ismail Bin Yahya (Panguragan Cirebon),
22. Habib Ibrahim bin Ismail Bin Yahya (Gegesik Cirebon),
23. Habib Idrus bin Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Cirebon),
24. Habib Ali bin Husein Alattas (Cikini Jakarta),
25. Habib Umar bin Hud Alattas (Jakarta),
26. Habib Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas (Pekalongan),
27. Habib Yahya bin Hasyim bin Umar Bin Yahya (Pekalongan),
28. Habib Abdullah bin Salim Maulachelah (Pekalongan),
29. Habib Zain bin Ali al-Jufri (Semarang),
30. Habib Idrus bin Muhammad Assegaf (Semarang),
31. Habib Anis bin Alwi bin Ali al-Habsyi (Solo),
32. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf (Solo),
33. Habib Umar bin Abdul Qadir Alaydrus (Solo),
34. Habib Ahmad bin Ali Bafaqih (Tempel Sleman Jogjakarta),
35. Habib Umar bin Thoha Bin Yahya (Surabaya),
36. Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Surabaya),
37. Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid (Tanggul Jember),
38. Habib Muhsin bin Hadi al-Hamid (Beran),
39. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih (Malang),
40. Habib Hasan bin Utsman Bin Yahya,
41. Habib Utsman bin Alwi bin Utsman Bin Yahya (Jakarta),
42. Habib Muhammad bin Aqil Bin Yahya (Jakarta),
43. Habib Ahmad bin Muhammad al-Haddad (Jakarta),
44. Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf (Mekkah),
45. Habib Ahmad Masyhur al-Haddad (Tarim Yaman),
45. Syekh Sa’duddin al-Halabi ad-Dimasyqi (Mekkah),
46. Habib Muhammad bin Alwi al-Maliki (Mekkah),
47. Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz Bin Syaikh Abubakar bin Salim (Tarim Yaman),
48. Habib Zain bin Ibrahim bin Smith (Madinah),
49. Habib Muhammad bin Alwi al-Habsyi (Tarim Yaman),
50. Habib Hasan bin Salim Alattas (Singapura),
51. Syaikh Abdullah al-Faqih bin Umar al-Khathib (Singapura),
52. Habib Ali bin Umar Bafaqih (Negara Bali),
53. Habib Muhammad al-Qadhi al-Kaf (Tegal),
54. Habib Hasan bin Husein bin Muhammad al-Haddad (Tegal),
55. Habib Muhammad bin Ali bin Thoha al-Haddad (Tegal),
56. Habib Aqil bin Abdullah Bin Yahya (Kadipaten Majalengka),
57. Syaikh Muhammad bin Abdullah Haujah (Semarang),
58. Habib Idrus bin Abubakar al-Habsyi (Surabaya),
59. Syarifah Zahra binti Abubakar bin Umar Bin Yahya (Surabaya),
60. Syarifah Khadijah binti Hasyim Bin Yahya (Pekalongan),
61. Syarifah Syaikhun binti Syaikh bin Alwi Bin Yahya (Jakarta),
62. Syaikh Abdullah bin Nuh (Bogor),
63. Syaikh Mahfudz bin Anwar (Blado Pekalongan),
64. Syaikh Ali Bamahramah,
65. Habib Hamid bin Muhammad al-Hanafi bin Salim Bin Yahya (Mekkah),
66. Habib Muhammad bin Aqil Bin Yahya (Sokaraja Purwokerto),
67. Sayyid Syaikh Muhammad Abdul Malik bin Ilyas (Kedung Paruk Purwokerto),
68. Syaikh Muzni (Karangcengis Ajibarang Banyumas),
69. Syaikh Ali bin Abubakar Basalamah (Jatibarang Brebes),
70. Syaikh Manshur bin Nawawi (Kalimati Tegal),
71. Syaikh Suhrawardi bin Nawawi (Tegal),
72. Syaikh Said bin Armia (Giren Tegal),
73. Syaikh Abdul Jamil (Pemalang),
74. Syaikh Muhammad Dimyathi bin Nashir (Comal Pemalang),
75. Syaikh Muhammad Nur (Walangsanga Moga Pemalang),
76. Syaikh Muhammad Sholeh Madyani (Kebagusan Comal Pemalang),
77. Syaikh Abdul Fattah bin Thohir (Kradenan Bangkalan),
78. Syaikh Irfan (Kertijayan Pekalongan),
79. Syaikh Ahmad Mudzakir bin Fadholi (Pekalongan),
80. Syaikh Ru’yah (Kaliwungu Kendal),
81. Syaikh Muhammad Ma’shum (Lasem Rembang),
82. Syaikh Abdullah Salam (Kajen Pati),
83. Syaikh Abdullah Hadziq bin Hasbullah (Jepara),
84. Habib Ali bin Muhammad bin Syihab,
85. Habib Salim bin Abdullah asy-Syathiri (Tarim Yaman),
86. Habib Ali bin Muhammad bin Abdul Qadir Assegaf (Tuban),
87. Sayyid Afifuddin al-Jilani,
88. Sayyid Syaikh Muhammad Nadzim Adil al-Haqqani (Siprus),
89. Syaikh Muhammad bin Abdul Bari Tegal,
90. Syaikh Zuhdi (Cikura Tegal),
91. Syaikh Rais bin Armia (Cikura Tegal),
92. Syaikh Utsman Abid al-Bamawi asy-Syadzili,
93. Habib Aqil bin Muhammad Ba’abud (Purworejo), dan
94. Habib Abu Bakar al-‘Adni bin Ali al-Masyhur (Tarim Yaman).
Kemudian, berikut ini adalah kegiatan dan aktifitas Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan diantaranya:
1. Pengajian Thariqah tiap Jum’at Kliwon pagi (Jami’ul Usul Thariq al-Aulia).
2. Pengajian Ihya 'Ulumidin tiap Selasa malam.
3. Pengajian Fath al-Qarib tiap Rabu pagi (Khusus untuk ibu-ibu).
4. Pengajian Ahad pagi, pengajian thariqah (Khusus ibu-ibu).
5. Pengajian tiap bulan Ramadhan (Untuk santri tingkat Aliyah).
Kemudian rangakain Maulid Kanzus (lebih dari 60 tempat) di kota Pekalongan dan berbagai daerah di Indonesia.
KIPRAH DI NAHDLATUL ULAMA
Habib Luthfi Bin Yahya ini selain sebagai seorang Ulama, beliau juga aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama sebagai salah satu anggota Mustasyar PBNU dan Rais Aam Jamiyyah Ahlith Thariqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN).
PENDIRI THARIQAH MATAN
Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah (MATAN) adalah organisasi Thariqah untuk kalangan mahasiswa yang diprakarsai oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan.
Rais Aam JATMAN (Jamiyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah) yang berafiliasi kepada organisasi Islam Nahdlatul Ulama.
Berikut ini adalah jabatan organisasi Habib Luthfi Bin Yahya:
1. Rais Am Jam’iyyah Ahlith ath-Thariqah al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah 2005-sekarang.
2. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah (2005-2010)
3. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kota Pekalongan (2005-2010)
4. Paguyuban Antar Umat Beriman (Panutan) Kota Pekalongan
KISAH TELADAN DAN KAROMAH
Meski secara nasab beliau keturunan Nabi Muhammad, tak pernah sedikit pun ada rasa sombong, meremehkan orang lain, termasuk non Arab (‘ajam). Selain didikan keluarga, sejumlah kiai yang pernah menjadi gurunya turut andil besar dalam mencetak kepribadiannya.
Ketua Forum Sufi Dunia Habib Luthfi bin Yahya diyakini oleh sejumlah orang memiliki karomah layaknya seorang waliyullah (Kekasih Allah).
Beberapa kisah karomah wali pada diri Habib Luthfi bin Yahya pun banyak disaksikan oleh sejumlah orang.
Salah satu kisah karomah wali Habib Luthfi bin Yahya yakni mampu membelah diri di dua tempat.
Dikisahkan, ketika itu ada seorang Kiai yang melihat Habib Luthfi bin Yahya tidak sholat. Dalam hati Kiai tersebut terasa ada yang janggal. Kisah ini seperti yang diceritakan oleh KH Uci Turtusi (Abah Uci) pada salah satu kesempatan pengajiannya.
Diketahui, Kiai yang dimaksud berasal dari Semarang bernama Kiai Masroni. Dia bertamu ke tempat Habib Lutfi bin Yahya dan dibuat kaget melihat Habib Luthfi bin Yahya tidak sholat Duhur, Ashar, dan Maghrib.
Minggu berikutnya, Kiai Masroni datang lagi ke tempat Habib Luthfi bin Yahya. Ia kembali melihat Habib Luthfi bin Yahya tidak sholat.
Dengan kejanggalan tersebut, Kiai Masroni akhirnya timbul pikiran buruk kepada Habib Luthfi bin Yahya. Ia bergumam dalam hati, “Katanya Wali Allah kok gak sholat?”
Habib Lutfi bin Yahya pun mengerti apa yang digelisahkan Kiai tersebut. Lalu, Habib Luthfi bin Yahya menyuruh Kiai Masroni tersebut untuk mengambilkan asbak di tempat biasa Habib Luthfi bin Yahya sholat.
Ternyata Kiai Masroni dikejutkan ada Habib Luthfi bin Yahya sedang sholat di tempat tersebut.
Melihat kejadian karomah wali itu, Kiai Masroni nampak dibuat kaget dan seolah tidak percaya dengan apa yang disaksikannya.
Begitulah para Wali Allah dengan karomah yang dimilikinya. Mereka adalah orang-orang yang sangat teguh menjaga syariat dan tidak akan mau meninggalkan perintah syariat.
Hanya saja kadang-kadang mata dhohir seseorang sering tak mengenali apa yang dijalani yang sebenarnya.
Sehingga, orang yang melihat mudah berburuk sangka. Karomah wali yang dimiliki Habib Luthfi bin Yahya sebenarnya sudah lebih dulu dimiliki para Walisongo.
Karomah wali seperti yang dimiliki Habib Luthfi bin Yahya itu disebut orang Jawa sebagai lipat bumi atau jasad ganda.
NASAB HABIB LUTHFI BIN YAHYA
Kalau dari jalur ibu, nasab Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan adalah sebagai berikut:
Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sayid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Bâ Alawi.
Sedangkan dari jalur ayah, nasab Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan adalah sebagai berikut:
1. Nabi Muhammad Saw
2. Sayidatina Fathimah az-Zahra + Ali bin Abi Thalib
3. Imam Husein ash-Sibth
4. Imam Ali Zainal Abiddin
5. Imam Muhammad al-Baqir
6. Imam Ja’far Shadiq
7. Imam Ali al-Uraidhi
8. Imam Muhammad an-Naqib
9. Imam Isa an-Naqib ar-Rumi
10. Imam Ahmad Al-Muhajir
11. Imam Ubaidullah
12. Imam Alwy Ba’Alawy
13. Imam Muhammad
14. Imam Alwy
15. Imam Ali Khali Qasam
16. Imam Muhammad Shahib Marbath
17. Imam Ali
18. Imam Al-Faqih al-Muqaddam Muhammd Ba’Alawy
19. Imam Alwy al-Ghuyyur
20. Imam Ali Maula Darrak
21. Imam Muhammad Maulad Dawileh
22. Imam Alwy an-Nasiq
23. Al-Habib Ali
24. Al-Habib Alwy
25. Al-Habib Hasan
26. Al-Imam Yahya Ba’Alawy
27. Al-Habib Ahmad
28. Al-Habib Syekh
29. Al-Habib Muhammad
30. Al-Habib Thoha
31. Al-Habib Muhammad al-Qodhi
32. Al-Habib Thoha
33. Al-Habib Hasan
34. Al-Habib Thoha
35. Al-Habib Umar
36. Al-Habib Hasyim
37. Al-Habib Ali
38. Al-Habib Muhammad Luthfi.
Demikian profil singkat Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.***