Sejarah NU dari Kyai As'ad: Ini yang Dikatakan Kyai Hasyim Saat Menerima Tongkat Syaikhona Kholil

- 20 Februari 2022, 15:06 WIB
Yang Dikatakan KH Hasyim Saat Menerima Tongkat dari Bangkalan
Yang Dikatakan KH Hasyim Saat Menerima Tongkat dari Bangkalan /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Saat menerima tongkat Syaikhona Kholil, Kyai As'ad Situbondo bergetar. Tongkat itu harus diantarkan ke Pesantren Tebuireng Jombang.

Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari, nama pengasuh Tebuireng itu. Dari Bangkalan menuju Tebuireng, Kyai As'ad penuh khidmat jalankan tugas suci.

Detik-detik menjalang Nahdlatul Ulama (NU) lahir, Kiai As'ad jadi saksi kunci. 

Baca Juga: Gebrakan Gus Yahya, PBNU Akan Bangun 250 Badan Usaha Milik NU

Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal Youtube Abajadun Kreatif, dijelaskan Kyai As'ad akhirnya sampai ke Tebuireng setelah menempuh perjalanan lumayan panjang dari Bangkalan. 

Saat sudah di Tebuireng, kemudian sowan kepada Kyai Hasyim Asy'ari. Terjadi dialog yang dahsyat antara Kyai As'ad dan Kyai Hasyim. 

Berikut dialog yang dikisahkan langsung Kyai As'ad. 

“Siapa ini?,” tanya Kyai Hasyim Asy'ari.

“Saya, Kyai”.

“Anak mana?”

“Dari Madura, Kyai”.

“Siapa namanya?”.

“As’ad”. 

“Anaknya siapa?”

“Anaknya Maimunah dan Syamsul Arifin”

“Anaknya Maimunah kamu?”

Baca Juga: Humor Spesial Cak Lontong untuk NU, Gus Yahya dan Khofifah Ikut Tertawa

“Ya, Kyai”

“Keponakanku kamu, Nak”

“Ada apa?”

“Begini Kyai, saya diperintahkan Kyai (Kholil) untuk mengantar tongkat”.

“Tongkat apa?”

“Ini, Kyai”.

“Sebentar, sebentar…”

Setelah dialog itu, Kyai As'ad berkata: "Ini orang yang sadar. Kyai ini pintar. Sadar, hadziq (cerdas)."

“Bagaimana ceritanya?,” tanya Kyai Hasyim lagi.

Tongkat ini tidak langsung diambil. Tapi ditanya dulu mengapa saya diberi tongkat.

Baca Juga: Pesan Mbah Liem Klaten untuk Mbah Bani Saat Wakafkan Tanah untuk Gedung NU Banguntapan

Saya menyampaikan ayat….

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى ﴿١٧﴾ قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى ﴿١٨﴾ قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى ﴿١٩﴾ فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى ﴿٢٠﴾ قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى ﴿٢١﴾

“Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, aku berpegangan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”. Allah berfirman: “Lemparkanlah ia, hai Musa!” Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Allah berfirman: “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula”.

“Alhamdulillah, Nak. Saya ingin mendirikan Jamiyah Ulama. Saya teruskan kalau begini. Tongkat ini tongkat Nabi Musa yang diberikan Kyai Kholil kepada saya”.

Bagi Kyai As'ad, inilah rencana mendirikan Jamiyah Ulama. Belum ada Nahdlatul Ulama saat itu.

Setelah selesai semua, Kyai As'ad pamit mau pulang.

Baca Juga: Humor Gus Dur, Copet Tertangkap di Terminal Joyoboyo, Ternyata Punya Kartu NU, Terjadilah Dialog Lucu

“Mau pulang kamu?”

“Ya, Kyai”

“Cukup uang sakunya?”

“Cukup, Kyai. Saya cukup didoakan saja, Kyai”

“Ya, mari… Haturkan sama Kyai, bahwa rencana saya untuk mendirikan Jamiyah Ulama akan diteruskan”.

"Inilah asalnya Jamiyatul Ulama," kata Kyai As'ad.

Dialog yang mengesankan antara Kyai As'ad dan Kyai Hasyim Asy'ari jadi penanda detik-detik lahirnya NU.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Abajadun Kreatif


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah