Cerpen Telapak Tangan Hadratus Syaikh Karya Muyassarotul Hafidzoh

- 12 Desember 2022, 00:09 WIB
KH Hasyim Asy'ari, pendiri Pesantren Tebuireng Jombang
KH Hasyim Asy'ari, pendiri Pesantren Tebuireng Jombang /facebook/udin/

Baca Juga: Keistimewaan KH Mahrus Aly Lirboyo, Ulama Kharismatik yang Rendah Hati

Dia tak bergerak maupun mengelak. Dia tahu apa yang akan terjadi. Suara teriakan, hantaman pukulan dan tendangan beberapa kali terdengar, hingga terdengar kalimat “innalillahi wa inna ilaihi rajiun…”

Anak itu mencoba tetap tenang, dalam benaknya penuh dengan pertanyaan. Siapa yang meninggal, mungkinkah para santri atau para pencoleng tersebut.

Ketika matanya kembali terbuka, malam sudah berubah menjadi siang yang terik. “Apalagi yang akan terjadi Mbah?” tanyanya yang dia sudah tahu, Mbah Hasyim tidak akan menjawabnya.

Seratus meter dari tempatnya berdiri, dia melihat debu-debu berhamburan. Langkah kaki para penjajah itu membuat pemandangannya kabur. Beberapa santripun sudah siap di depan  tratak, dengan menggunakan senjata seadanya.

“Culik Hasyim Asy’ari dan bunuh dia…!!” teriakan penjajah itu membuat hatinya bergetar geram. Kepalanya mulai menoleh kepenjuru arah.

Ketakutan anak itu lenyap bersama munculnya kekuatan dalam hatinya. Kaki kanannya yang siap untuk mengawali langkah, tiba-tiba terhenti oleh sentuhan tangan di bahunya.

Ia hanya bisa menyaksikan bentrokan antara pasukan Belanda dan para santri. Dia pun melihat bangunan tratak dihancurkan, kitab-kitab dihambur-hamburkan. Beberapa pasukan Belanda membawa kitab-kitab besar miliki Mbah Hasyim, dan sebagian kitab yang lain dimusnahkan.

Baca Juga: Kisah KH Sahal Mahfudh Saksikan Langsung Karomah Mbah Liem Klaten

Api menyala di depan matanya yang kini beruraikan air. Anak itu mencoba lari menyelamatkan kitab-kitab yang terbakar bersama bangunan pesantren.

Halaman:

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah