Kisah KH Abdul Hamid Pasuruan Menyadarkan Seorang Pemuda

4 Februari 2022, 00:50 WIB
Kisah KH Abdul Hamid Pasuruan dengan Seorang Pemuda /Instagram/

BERITA BANTUL – KH. Abdul Hamid Pasuruan merupakan salah satu ulama dari Jawa Timur yang sudah masyhur akan kewaliannya. Banyak sekali kisah-kisah kewalian Mbah Hamid yang diceritakan oleh santrinya.

Kewalian Mbah Hamid Pasuruan memang sudah mu’tabar dipelosok negeri. Mbah Hamid mu’tabar bahwa beliau ini adalah seorang waliyullah. Dan tidak ada i’radh (pertentangan) dari kalangan kiai manapun.

Seperti sebuah kisah Mbah Hamid Pasuruan dengan seorang pemuda yang diceritakan oleh Habib Umar Muthohar. Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari channel You Tube NU Online yang diunggah pada 24 Oktober 2020.

Baca Juga: Kisah Gus Mus tentang Dahsyatnya Tafsir Al-Ibriz yang Ditulis KH Bisri Mustofa Rembang

Habib Umar Muthohar bercerita tentang cara seorang waliyullah Mbah Hamid Pasuruan dengan seorang pemuda.

“Mbah Hamid ini mempunyai kebiasaan, kalau selesai sholat subuh wirid dulu baru turun dari masjid. Habis sholat dhuha baru turun dari masjid” Ungkap Habib Umar

Rumah beliau sampai masjid itu melewati kampung. Sehingga ketika selesai wiridan dan begitu turun dari masjid, orang sudah banyak menunggu untuk bersalaman.

“Mbah Hamid itu wali, tetapi seorang wali itu juga manusia biasa, ada rasa kelelahan dan itu basyariyah (manusiawi).” Lanjut Habib Umar

Mungkin beliau saat itu sedang capek, akhirnya Mbah Hamid mengatakan, sudah tidak perlu salaman, dan didoakan saja. Namun ternyata diantara orang yang berkerumun itu, ada seorang pemuda yang belum pernah tahu kehidupan kiai.

Pemuda ini membatin dalam hatinya;

“Jadi kiai itu enak ya, baru turun dari masjid saja yang antri menunggu salaman sudah begitu banyaknya. Ini kalau satu orang memberikan satu amplop, ini sudah berapa banyak uang yang didapat.” Batin pemuda

Pemuda ini membayangkan jikalau satu orang memberi amplop satu, sudah berapabanyak uang yang didapat. Belum nanti di rumah, pasti tamu banyak datang memberikan amplop yang berisi uang.

“Karena Mbah Hamid Pasuruan terkenal kasyaf, kasyaf itu adalah salah satu karomah yang diberikan Allah yang orang lain tidak tahu, tapi ia diberi tahu Allah, sehingga bisa tahu. Akhirnya Mbah Hamid tahu tamu yang model seperti ini.” Ungkap Habib Umar

Pemuda itu justru di panggil Mbah Hamid Pasuruan. Pemuda yang mbatin seperti itu tadi justru dipanggil sama Mbah Hamid. Jika yang lainnya salaman tidak dikasih karena capek, pemuda yang hadir dipojok dan mbatin malah dipanggil.

“Sini, sini.. sini.. Ayo kamu ikut aku.” “Kata Mbah Hamid”

Lalu Mbah Hamid pulang ke rumah dan masuk kamar sedangkan pemuda tersebut di minta untuk menunggu. Kemudian pemuda tersebut diajak berkeliling kota Pasuruan dengan naik mobil.

Baca Juga: Tidak Marah Saat Dicaci dan Di-bully, Ini Caranya Agar Hidup tetap Bahagia Penuh Berkah

Jalan mobil pada zaman dulu berbeda dengan sekarang masih banyak jalan yang bergelombang dan juga berlubang. Lalu anak itu diperintah oleh Mbah Hamid untuk membawa sebuah gelas yang berisi air penuh.

“Bawa gelas ini dan jagalah jangan sampai tumpah.” Perintah Mbah Hamid

Secara akal hal ini susah. Namun karena hal ini adalah perintah Kiai Hamid maka pemuda tadi mengiyakan. Setiap ada jalan yang bergelombang pemuda ini menjaga betul agar airnya tidak tumpah.

Akhirnya Mbah Hamid dan pemuda tadi sudah sampai selesai keliling dan pulang. Pemuda itu disuruh duduk bersama Mbah Hamid.

“Kamu tadi saya suruh jaga air yang penuh di gelas, jangan sampai tumpah itu kamu laksanakan?” Tanya Mbah Hamid

“Iya saya laksanakan Mbah” Jawab pemuda

“Susah apa tidak?” Tanya Mbah Hamid lagi

“Sangat susah sekali Mbah, sudah saya jaga dengan baik saja masih ada yang tumpah” Jawab pemuda

Akhirnya Mbah Hamid menjelaskan kepada pemuda tersebut bahwa tugas seorang Kiai itu menjaga keimanan masyarakat jauh lebih susah dibanding menjaga air di gelas supaya tidak tumpah.

“Para kiai, ulama, shalihin, auliya dan habaib ini punya tugas menjaga keimanan lailaha illallah nya masyarakat. Jauh lenih susah jauh lebih susah daripada kamu menjaga air supaya tidak tumpah.” Habib Umar menambahkan

Akhirnya pemuda tersebut sadar, bahwa tugas seorang Kiai tidak semudah seperti apa yang dibayangkan. Akhirnya pemuda tersebut sadar.

MasyaAllah luar biasa sekali cara Mbah Hamid Pasuruan mendidik seorang pemuda yang belum tahu hingga akhirnya mengetahui kesalahannya. Semoga bermanfaat. ***

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan

Sumber: You Tube

Tags

Terkini

Terpopuler