Kisah Syekh Masduqi Lasem Kritik Karya Syekh Ihsan Jampes Kediri, Sampai Terjadi Debat Berhari-hari

10 Februari 2022, 17:41 WIB
Kisah Syekh Masduqi Lasem Kritik Karya Syekh Ihsan Jampes Kediri /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Syekh Masduqi Lasem Rembang sosok ulama yang menguasai cabang ilmu keislaman secara komplit. Mulai ilmu bahasa, ilmu fiqih, tasawuf, dan lain sebagainya. 

Sehari-hari, Syekh Duqi, sapaan akrabnya, tak pernah kosong dari jadwal ngaji. Santrinya tersebar luas dari berbagai penjuru Nusantara. Santri-santrinya juga menjadi ulama kenamaan yang diakui publik. 

Luasnya keilmuan Syekh Masduqi banyak disebut KH Maimoen Zubair dan KH Mustofa Bisri, sehingga tak diragukan lagi.

Baca Juga: Syekh Masduqi Lasem Dapat Sedekah dari Santri, yang Terjadi Membuat Kaget Siapa Saja

Baca Juga: Gus Baha Kisahkan Humor Mbah Moen dengan Santri Lugunya

Sebagaimana yang dikutip BeritaBantul.com dari facebook Gus Robert Azmi, ditegaskan bahwa sebagai ulama yang ahli fiqih, nahwu, sharaf, tasawwuf dan banyak cabang ilmu lainnya, sangatlah wajar apabila saat waktu mengaji Syekh Duqi kitab yang dibacanya.

"Syahdan, waktu itu beliau sedang membaca kitab Siraj ath-Thalibin karangan Syaikh Ihsan Jampes Kediri, yang sekarang menjadi salah satu mata pelajaran di Universitas Al-Azhar Kairo. Mbah Mashduqi sering berkata, “Iki keliru!” sambil langsung mencoret lafadz kitab tersebut dengan pena yang beliau bawa," tegas Gus Robert.

Setelah itu, terjadi peristiwa luar biasa. Yakni diskusi berhari-hari dua ulama yang luas ilmunya. Simak selengkapnya.

Ada ulama Kediri yang sangat terkenal kecerdasannya, yakni Mbah Mat Jipang. Kritik dan koreksi Syekh Duqi itu sampai kabarnya kepada Mbah Mat Jipang. 

Mbah Jipang sosok nyentrik. Nama Jipang adalah kepanjangan dari ngaji gampang. 

Dikisahkan, Mbah Jipang langsung berangkat ke Pondok Lasem dengan menyamar sebagai orang desa. Kemudian beliau bertamu ke rumah Syekh Duqi.

Baca Juga: Baca Doa Ya Latif 129 Kali Saat Tengah Malam, Hajat Apa Saja Terkabul, Ijazah KH Ghofur Sunan Drajat Lamongan

Setelah dipersilakan masuk, terjadilah adu argumen yang sangat tajam dan lama. Saking lamanya, debat antara Syekh Duqi  dan Mbah Mat Jipang terjadi beberapa hari. Istirahat hanya saat waktu shalat dan waktu istirahat malam. Singkat cerita setelah debat usai, Syekh Duqi mengakui keilmuan Mbah Mat Jipang dan membenarkan kitab Siraj ath-Thalibin yang disalahkannya.

Pada kesempatan lain, Mbah Mashduqi berkata pada santri yang mengaji, “Aku kalah karo wong Kediri.” (saya kalah dengan orang Kediri).

Latar belakang Syekh Duqi menyalahkan beberapa lafadz kitab tersebut adalah karena kehati-hatian beliau. Terbukti, selang beberapa waktu beliau berkata, “Syariat kuwi koyok dalan nang pinggir kali, nek minggir-minggir iso gampang kecemplung, sing aman nang tengah wae (Syariat itu ibarat jalan yang berada di pinggiran sungai, kalau terlalu ke pinggir akan mudah tergelincir, yang aman berjalan di tengah saja).”

Baca Juga: Kisah Gus Mus tentang Dahsyatnya Tafsir Al-Ibriz yang Ditulis KH Bisri Mustofa Rembang

Pengakuan Syekh Duqi ini membuktikan kitab karya Syekh Ihsan Jampes memang dahsyat, sehingga banyak dikaji di berbagai pesantren dan kampus di Timur Tengah, termasuk Universitas Al-Azhar Mesir.

Demikian kisah perjumpaan dan diskusi hebat antar para ulama, semoga memberikan ilmu dan pelajaran berharga buat kita semua.***

 

Editor: Muhammadun

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler