BERITA BANTUL - Kisah kewalian KH. Abdul Hamid Pasuruan atau masyhur dikenal Mbah Hamid tidak ada habisnya.
Banyak kisah-kisah kewalian Mbah Hamid yang langsung dirasakan oleh para muhibbin dan masyarakat luas.
Berikut salah satu tentang kisah kewalian Mbah Hamid, sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal YouTube Kisah Karomah Wali sebagai berikut.
Baca Juga: Kisah KH Abdul Hamid Pasuruan Menyadarkan Seorang Pemuda
Suatu ketika, masyarakat Bululawang Malang ingin mendirikan masjid. Warga akhirnya melakukan rapat/rembukan untuk memutuskan langkah terbaik.
Tapi ada satu hal yang sangat penting bagi warga, sebelum masjid berdiri harus ada yang sowan kepada KH Abdul Hamid Pasuruan.
Maka, berangkatlah tokoh warga ini untuk sowan kepada Kiai Hamid. Setelah sampai di rumah Kiai Hamid, terjadilah dialog yang penuh hikmah ini.
Baca Juga: Karomah Doa Kiai Hamid Pasuruan Mengantarkan Seorang Habib Pergi ke Masjidil Haram
"Kyai, insya Alloh masyarakat di Bululawang mau mendirikan masjid. Sudilah kiranya Kiai Hamid datang untuk menentukan arah kiblatnya."
"Insya Alloh, tapi di sana itu sudah ada wali besar. Anda datang kepada beliaunya saja, dari pada jauh-jauh ke sini." jawab Kiai Hamid.
"Siapa wali agung itu, kiai?"
"Kiai Muhsin namanya, silahkan dicari. Nanti kalau sudah ketemu orangnya, bilang saja Kiai Hamid yang menyuruhnya untuk berdoa sekalian menentukan arah kiblat."
Mendengar penjelasan Kiai Hamid ini, para tokoh warga kemudian meminta ijin undur diri.
Sesuai petunjuk Kiai Hamid, walaupun dengan rasa penuh penasaran, para warga kemudian berbagi tugas untuk mencari Kiai Muhsin di daerah Bululawang.
Berhari-hari warga mencari informasi tentang Kiai Muhsin, hingga akhirnya ada salah satu warga yang menemukan keberadaannya.
"Pak, tahu rumahnya Kiai Muhsin?"
"Kalau Kiai Muhsin tidak ada, tapi kalau Muhsin yang jualan tempe ada orangnya," jawab warga desa sambil menunjuk posisi Muhsin berada.
"Terima kasih pak!"
Singkat cerita, akhirnya tokoh warga itu mendatangi sosok Kiai Muhsin yang sedang jualan tempe.
"Asalamualaikum, Kiai Muhsin...."
"Wa'alaikum salam....," jawab Kiai Muhsin sambil meminta maaf bahwa dirinya bukanlah kiai, tapi penjual tempe.
"Jangan panggil saya kiai, saya ini penjual tempe."
Baca Juga: Kiai Hamid Pasuruan Menangis Saat Nabi Datang Acara Maulid, yang Terjadi Sungguh Menakjubkan
"Begini kiai, panjenengan diminta baca doa sekaligus menentukan arah kiblat atas masjid yang dibangun warga kami."
"Saya sudah menjelaskan pak, saya ini bukan kiai. Saya ini penjual tempe kok malah diminta doa dan menentukan arah kiblat, bagaimana panjenengan ini." jawab Kiai Muhsin.
"Ini Kiai Hamid Pasuruan yang minta panjenengan, kiai."
"Lhooo, panjenengan sudah sowan Kiai Hamid to?," jawab Kiai Muhsin dengan penuh kaget.
"Iya kiai. Kiai Hamid yang memyuruh kami untuk mencari penjenengan."
Demikian, semoga manfaat.***