Kisah Dzun Nun Al-Mishri dan Seorang Pangeran yang Melewatinya, Membuka Jalan Zuhud

30 Mei 2022, 19:16 WIB
/wikipedia/ Amir Khosrow/

BERITA BANTUL – Kisah-kisah dari para bijak bestari senantiasa memberikan pencerahan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita memperbanyak bacaan kita tentang kisah-kisah tersebut.

Salah seorang bijak bestari yang saleh dari masa lampau adalah Dzun Nun Al-Mishri. Dia merupakan seorang sufi yang juga ahli kimia.

Bergelar Al-Mishri karena dia berasal dari Mesir. Meskipun berasal dari sana, namun pengembaraannya telah melintasi Syam dan Arab.

Berikut ini adalah salah satu kisahnya yang bisa kita ambil pelajarannya.

Baca Juga: Hikmah Mematuhi Pemimpin menurut Jalaluddin Rumi, Ia seperti Akal dalam Tubuh Manusia

Dikutip dari buku bertajuk Tadzkiratul Auliya (Zaman, 2018) karya Fariduddin Attar, dikisahkan Dzun Nun Al-Mishri dan seorang pangeran.

Pada suatu hari, seorang pangeran bersama rombongannya melewati Dzun Nun di dekat pintu masjid. Dzun Nun pun berucap, “Tak ada yang lebih bodoh daripada si lemah yang bergulat melawan si kuat.”

“Apa maksudnya?” tanya sang pangeran.

“Manusia itu lemah, tetapi ia melawan Tuhan yang Mahakuat,” jawab Dzun Nun.

Sang pangeran itu pucat pasi seketika. Dia lantas berdiri dan pergi.

Keesokan harinya, pangeran itu kembali menemui Dzun Nun.

“Manakah jalan menuju Allah?” tanya pangeran.

Baca Juga: Kisah Sufyan Al-Tsauri dan Seekor Burung yang Diselamatkannya, Kasih Sayang sesama Makhluk Allah

“Ada jalan yang kecil dan ada jalan yang besar. Mana yang engkau kehendaki?" tanya Dzun Nun.

Jika engkau menghendaki jalan yang kecil, tinggalkan dunia dan nafsu daging serta jangan berbuat dosa! Jika engkau menginginkan jalan yang besar, tinggalkan segalanya kecuali Allah dan kosongkan hatimu dari segala hal!” lanjut Dzun Nun.

Pangeran itu lantas berujar, “Demi Allah, aku hanya akan memilih jalan yang besar.”

Keesokan harinya, pangeran itu mengenakan jubah wol dan memasuki jalan kezuhudan.

Baca Juga: Kisah Ibrahim bin Adham dan Seorang Kaya namun Pengemis, Mana yang Kaya?

Itulah sekelumit kisah Dzun Nun. Dia menunjukkan jalan kebaikan dan kezuhudan pada seorang pangeran dengan cara yang halus.

Dzun Nun sekadar memberikan penggambaran bahwa tak ada yang lebih bodoh daripada si lemah yang bergulat melawan si kuat. Si lemah itu manusia sementara si kuat adalah Allah.

Orang yang bergelimang harta biasanya akan sombong, mengira tidak ada yang lebih kaya darinya. Orang yang berkekuatan besar pun akan merasa sombong, mengira tidak ada yang lebih kuat darinya.

Begitu pula raja, pangeran, penguasa, dan pejabat lainnya yang merasa tidak ada yang lebih tinggi dari mereka. Padahal, Allah lebih dari sekadar mereka semua.***

Editor: Joko W

Tags

Terkini

Terpopuler