Hikmah Mematuhi Pemimpin menurut Jalaluddin Rumi, Ia seperti Akal dalam Tubuh Manusia

- 30 Mei 2022, 18:35 WIB
Mematuhi pemimpin yang layak menjadi pemimpin
Mematuhi pemimpin yang layak menjadi pemimpin /pixabay/jeffjacobs1990/

BERITA BANTUL - Mematuhi pemimpin merupakan suatu kebajikan selagi apa yang dititahkan itu tidak menyalahi syariat. Pemimpin itu ibarat akal, jika anggota tubuh patuh padanya, maka akan menjadi keseimbangan.

Inilah urgensi adanya pemimpin pada suatu komunitas. Tentu saja, pemimpin itu haruslah ia yang bisa memimpin orang-orang yang dipimpin dengan baik sehingga menimbulkan kemajuan dan kebaikan.

Bahkan dalam hal bertarekat, pemimpin itu dibutuhkan. Pemimpin itu pemandu atau mursyid. Jika bertarekat dengan mengikuti pemimpin yang lurus, maka tarekat pun tidak akan menyimpang dan sesat.

Baca Juga: Kisah Ibrahim bin Adham dan Seorang Kaya namun Pengemis, Mana yang Kaya?

Dikutip dari Fihi Ma Fihi (Forum, 2016) karya Jalaluddin Rumi, dijelaskan bahwa tanpa adanya seorang pemandu (atau pemimpin), maka orang-orang tak akan mendapatkan kebenaran.

Jalaluddin Rumi memberikan kiasan, pemimpin itu layaknya akal. Akal itu raja yang sudah selayaknya dipatuhi.

Menurutnya, akal itu seperti raja dalam tubuh manusia. Selama anggota tubuh yang lain patuh pada akal, maka semua urusan akan berada pada jalan yang benar.

Akan tetapi, jika angota tubuh itu tidak patuh kepadanya, maka semua urusan akan rusak. Ketika seseorang itu mabuk karena meminum alkohol, berapa banyak kerusakan yang diperbuat oleh tangan, kaki, mulut, dan angggota tubuh lainnya?

Kemudian di hari berikutnya, ketika ia sadar, ia berkata, “Ah, apa yang telah kulakukan? Kenapa aku memukul? Kenapa aku aku mencaci?”

Halaman:

Editor: Joko W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x