BERITA BANTUL – Ali bin Syihab adalah seorang saleh yang warak. Dia sangat berhati-hati dalam memakan makanan meskipun itu halal secara fikih.
Baginya, halal itu jelas dan haram itu juga jelas. Akan tetapi, sifat warak yang diamalkannya membuatnya sangat berhati-hati dalam memakan makanan.
Meskipun itu halal, namun jika kehalalannya itu terdapat ketidakrelaan karena mengambil hak pada sumbernya, maka dia enggan memakannya.
Sekali lagi, halal itu jelas dan haram juga jelas. Akan tetapi, standar halal yang diterapkannya lebih dari sekadar kehalalan yang ditetapkan oleh standar fikih.
Salah satu kisah waraknya yang luar biasa menginspirasi kita. Berikut ini kisahnya.
Dikutip dari buku berjudul Qisasul Auliya’ (Qaf, 2020) karya Muhammad Khalid Tsabit, berikut ini sajian kisah sifat warak Ali bin Syihab tersebut.
Selama hidupnya, Ali bin Syihab tidak pernah memakan anak merpati yang berkandang di pagar-pagar ladang subur milik masyarakat setempat.
Ketika dikatakan kepadanya bahwa fatwa para ulama menghalalkan anak merpati seperti itu untuk dimakan, Ali berkata, “Pada hari-hari panen, burung-burung merpati itu memakan biji-biji gandum. Para petani pun mengusir mereka dengan ketapel.”
Itulah yang dikatakan oleh Ali. Dia pun menambahkan, “Seandainya mereka merelakan biji-biji yang dimakan merepati-merpati itu, mereka tak akan pernah mengusir burung-burung itu….”
Ali bin Syihab juga pantang memakan madu lebah karena alasan yang sama.
“Di negeri kita, aku lihat para petani buah-buahan mengusir lebah misalnya dari bunga-bunga buah persik dan aprikot,” katanya.
Dengan kondisi seperti itu, Ali bin Syihab yang sangat ketat dalam standar penetapan halal dan haram, enggan untuk mengonsumsi merpati dan madu.
Baca Juga: Kalau Mau Pasangan Hidup yang Sempurna, Kawin Saja di Surga Kata Abi Quraish Shihab
Padahal, secara fikih keduanya itu halal meskipun keduanya mencari makan dengan mengambil hak para petani.
Namun demikian, Ali bin Syihab begitu warak dalam hal ini. Halal dan haram memang jelas, namun diterapkannya lebih ketat daripada yang fikih tetapkan.
Demikianlah kisah Ali bin Syihab yang warak, sangat berhati-hati dalam memakan makanan.***