BERITA BANTUL - KH Abdul Karim punya cara khusus dalam mendidik santri-santrinya di Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur.
Mbah Karim, sapaan akrabnya, adalah ulama yang luas ilmunya dan punya visi zuhud yang tak tertandingi. Hidupnya tak kenal dunia. Uang saja tidak tahu nominalnya.
Karena itulah, Mbah Karim menghabiskan usianya untuk ilmu dan ibadah.
Baca Juga: Zuhud Mbah Abdul Karim Lirboyo, Tidak Tahu Nominal Uang, Tidak Pernah Lihat Jumlah Salam Tempel
Sebagaimana dikutip BeritaBantul.com dari kanal youtube Penerus Para Nabi, dikisahkan Mbah Karim adalah ulama yang istiqomah dalam mengaji. Jarang keluar rumah, kecuali hanya untuk ke masjid dalam rangka beribadah dan mengajar santri.
Mbah Karim jarang sekali pergi ke sawah, karena istrinya, Nyai Dlomroh, melarang sang suami untuk sibuk kerja. Sang istri hanya minta suaminya untuk mengaji dan ibadah saja.
Wujud kecintaan dan kesetiaan sang istri terhadap suami yang cinta ilmu dan ibadah dengan luar biasa. Nyai Dlomroh sangat bangga dengan suaminya, sehingga ia mengambil peran untuk urusan ekonomi.
Karena kecintaan kepada ilmu dan santri, saat ada santri yang mau pulang, Mbah Karim mengajukan pertanyaan yang sangat menggetarkan.
Baca Juga: Karomah Gus Miek Kecil dalam Isyarat Batiniyah Kiai Mahrus Aly Lirboyo
“Sampeyan wonten mriki kon ngaos nggih, pun ngaos nopo dereng?” (Kamu di sini disuruh mengaji kan, sudah mengaji belum?).