Rata-rata bahkan memilih untuk tidur di ruang tamu, karena posisi ruang tamu di rumah orang Pasuruan adalah langsung berbatasan dengan pintu utama.
Mereka menggelar alas dan bantal di dekat pintu. Maksudnya mudah ditebak, agar kalau Romo Kiai Hamid membangunkan mereka bisa langsung mendengar dan menjawab salamnya.
Baca Juga: Diduga Penjual Tempe Orang Biasa, Kiai Hamid Buka Rahasia Wali Besar yang Nyamar
Bagi Fachry, kisah ini bisa diambil sebuah pelajaran, bahwa kebiasaan untuk berbuat baik haruslah dilakukan berulangkali tanpa mengenal kata libur agar menjadi sebuah resonansi.
Harus bertekad sejak dini mengikatkan diri untuk komitmen taqarrub ilalLah (mendekat kepada Allah) yang seharusnya menancap dalam hati.
Kisah istimewa atas suara langit Kiai Hamid Pasuruan ini dikutip BeritaBantul.com dari kana halaqoh.net.***