BERITA BANTUL – Berzikir kepada Allah adalah mengingat-Nya. Dengan mengingat Allah, seorang hamba sejatinya mengakui keluhuran-Nya dan menyadari kerendahannya sendiri.
Oleh karena itu, berzikir itu menjadi kontrol bagi seorang hamba dan membentengi diri dari bermaksiat kepada-Nya.
Mengapa zikir itu menjadi kontrol? Seseorang yang mengingat Allah itu tentu saja merasa diawasi oleh-Nya dalam setiap perilakunya.
Baca Juga: Bagaimanakah Hukum Berkurban Menggunakan Ayam Jago? Berikut Ini Penjelasannya
Jika ia hendak melakukan sesuatu yang tidak diridai-Nya, tentu saja ia merasa bahwa Allah mengawasinya. Jika ia merasa diawasi oleh-Nya, tentulah ia akan segera sadar bahwa perbuatan tersebut membuat-Nya murka.
Maka dari itu, batallah ia untuk melakukan perbuatan yang tidak diridai-Nya itu.
Mengenai zikir ini, Imam Al-Ghazali membaginya menjadi dua macam. Pembagian ini didasarkan pada sudut pandang tasawuf. Sudut pandang ini tentu saja berhubungan dengan bagaimana zikir itu termanifestasikan dan apa ghayah-nya.
Baca Juga: Kisah Al-Hakim Al-Tirmidzi dan Seekor Anjing yang Melahirkan di Pondoknya, Menolong Makhluk Allah
Dikutip dari kitab Minhaj Al-‘Arifin, Imam Al-Ghazali menyebutkan dua macam zikir tersebut.