3 Karomah Kiai Hamid Pasuruan, Mulai tentang Haji Sampai Politik

- 17 Juni 2022, 22:01 WIB
3 Karomah Kiai Hamid Pasuruan
3 Karomah Kiai Hamid Pasuruan /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Karomah Kiai Hamid Pasuruan sangat masyhur di hati masyarakat dan santri yang mengenalnya. 

Perilaku sehari-hari Kiai Hamid Pasuruan menjadi teladan hidup masyarakat, bahkan hingga persoalan yang tak biasa sekalipun. 

Di sini, ada tiga karomah Kiai Hamid Pasuruan yang sangat melekat di hati, mulai tentang peristiwa haji, keluarga, sampai persoalan politik. 

Baca Juga: Tanda Kewalian Kiai Hamid Pasuruan Saat Masih Kecil, Bertemu Nabi Saat di Madinah

Dikutip dari catatan KH Ahmad Gholban Aunirrahman di facebook pribadinya, dikisahkan tiga karomah Kiai Hamid Pasuruan yang diterima dari ayahnya, yakni KH Nadir Muhammad Jember. 

"Bila saya ditanya siapa kiai yang paling banyak membawa pengaruh dalam hidup saya, maka dengan tenang akan saya jawab beliaulah KH Abdul Hamid Pasuruan. Beliau memberi pengaruh besar dalam tujuan hidup, amaliyah dan pedoman hidup saya," tegas KH Ahmad Gholban Aunirrahman.

KH Ahmad Gholban Aunirrahman mengaku tidak pernah berjumpa Kiai Hamid Pasuruan, karena dirinya lahir bulan Juni 1982 sedang Kiai Hamid wafat pada Desember 1982.

Baca Juga: Berangkat Haji, Kiai Hamid Pasuruan Bertemu Sayyid Muhammad di Depan Makam Rasulullah

"Tapi yang pasti, diantara kiai yang paling sering dikisahkan oleh ayahanda, beliaulah KH Abdul Hamid Pasuruan," katanya.

Tiga kisah karomah Kiai Hamid Pasuruan disaksikan langsung dari ayahnya, KH Nadir Muhammad. Berikut tiga kisah karomah tersebut.

Pertama, Karomah Kiai Hamid Pasuruan terkait Haji.

"Ketika ayah kami belajar di kota Makkah, maka pada musim haji KH Abdul Hamid yang kebetulan menunaikan ibadah haji meminta kepada ayahanda untuk pulang menemani ibu ayahanda Nyai Zainab Shiddiq yang sudah mulai sepuh," katanya.

Baca Juga: Mau Punya Keturunan yang Sholih? Amalkan Doa Kiai Hamid Pasuruan Ini

Di satu sisi, ada kerinduan untuk mendampingi ibu, namun di sisi lain ada perasaan berat untuk berpisah dengan Baitullah.

Dalam situasi seperti ini, maka KH Abdul Hamid pun menasihati KH Nadir Muhammad.

"Berbakti kepada ibu 20 bulan lebih baik dari ibadah di Makkah seribu tahun."

Maka, kisahnya, KH Nadir Muhammad segera pulang ke Jember dan mendampingi ibunya hingga wafat persis 20 bulan yang disebutkan Kiai Hamid Pasuruan.

Kedua, Karomah Kiai Hamid Pasuruan terkait Politik.

Dalam beberapa kesempatan, KH Nadir Muhammad sering melihat bagaimana Kiai Hamid Pasuruan kurang berkenan menemui utusan pejabat pemerintah.

Baca Juga: Rahasia Kewalian Kiai Hamid Pasuruan yang Dibuka Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan

Bahkan, hingga Kiai Hamid seperti berlari dari ruang tamu mengucapkan 'aku tidak faham politik' sambil menutup pintu kamarnya.

Akan tetapi menjadi sebuah kebimbangan ketika KH Nadir Muhammad selesai pulang belajar dari Baghdad lalu kembali ke Jember.

Saat itu, KH Jauhari Kencong, murid KH Hasyim Asyari yang menjadi ketua PPP Jember tahun 1982, meminta supaya KH Nadier Muhammad menjadi sekretaris PPP Jember.

Akhirnya KH Nadir Muhammad pergi sowan kepada Kiai Hamid Pasuruan dan mendapatkan nasihat yang tidak disangka.

"Kalau memang masuk politik tujuannya untuk ke Kakbah, tidak apa-apa."

Baca Juga: Karomah Kiai Hamid Pasuruan Menembus Hati Kiai Djazuli Utsman Ploso

Pada tahun 1987, ketika KH Nadier Muhammad menjadi ketua PPP Jember dan membela kemaslahatan NU, maka PPP Pusat yang diketuai Naro sekutu dari Suharto orde baru memecat KH Nadier Muhammad.

Saat itu, Kiai Hamid Pasuruan secara 'ruhani' memberi ijazah untuk dilaksanakan guna melindungi diri dari kelompok non NU di PPP bikinan Suharto dan orde baru.

Pada akhirnya, dengan izin Allah bisa terus berkhidmat hingga ke Pusat.

"Wirid yang ketika saya telusuri berasal dari syaikh abu Hasan Syadzili dan Imam Nawawi," katanya.

Baca Juga: Rahasia Kewalian Kiai Hamid Pasuruan Disingkap Wali Ulama Besar Makkah

Ketiga, Menikah atas Kedermawanan Kiai Hamid Pasuruan.

Terlahir sebagai yatim mulai umur 3 tahun membuat ekonomi KH Nadier Muhammad tidak begitu tercukupi.

Bahkan ketika akad nikah tahun 1979 yang dilaksanakan di rumah Kiai Hamid Pasuruan atas permintaan Kiai Hamid sendiri, KH Nadir Muhammad tidak memiliki uang untuk dijadikan mahar.

Ketika Kiai Hamid bertanya maharnya apa, dengan lirih pun KH Nadier Muhammad menjawab tidak memiliki uang.

Dengan kedermawanan Kiai Hamid, KH Nadier Muhammad diberi uang Rp5000 untuk dijadikan mahar.

Bukan hanya itu, seluruh konsumsi dan segala jenis persiapan akad nikah pun dibiayai oleh Kiai Hamid Pasuruan.

Baca Juga: Karomah Kiai Hamid Menembus Langit Arab, Waliyullah Jeddah Buka Rahasia

"Kiai, atas semua yang panjenengan lakukan, tidak ada sedikitpun keraguan di hati saya bahwa panjenengan memang seorang WALI," tulis KH Ahmad Gholban Aunirrahman di facebook pribadinya yang diunggah pada 8 Desember 2016.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x