“Adapun Kliwon, Kliwon itu adalah hitungan hari Jawa, hari Jawa itu ada hitungan, hari-hari itu umumnya seminggu itu kan tujuh hari ada Sabtu, Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,” kata Buya Yahya.
“Dan kalau di Jawa itu ada hitungan khusus 5 hari, sehingga setiap lima itu ketemu namanya pasaran, sehingga kalau namanya pasaran di pasar-pasar Jawa Timur, Jawa Tengah itu adalah ikut hitungan ini, sehingga ada Pasar Kliwon, pasar pon, Pasar Pahing, itu adalah pasaran di hari pahing itu,” sambung Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan, biasanya orang Jawa kalau lahir Rebu Legi itu hitungan Jawa saja.
“Dan hari itu tidak ada urusan dengan apa-apa, kecuali ada keyakinan keyakinan hari naas, hari sengsara, itu ngak ada,” kata Buya Yahya.
Semua hari itu, kata Buya Yahya, baik dalam kita beribadah, dan hari jelek kalau kita bermaksiat.
Menurutnya, Jumat Kliwon adalah Jumatnya hari-hari biasa dipakaikan namanya Kliwon itu hari Jawa.
“Orang Jawa tuh biasa menghitung dan tidak masalah, huruf Jawa, juga ada huruf Arab alif, ba ta dan dan huruf latin, dan ngak ada masalah,” ujar Buya yahya.
Yang menjadi masalah, lanjut dia, adalah bila Kliwon menjadi sebuah keyakinan.