Kisah Kiai Baedlowi Pembawa Keris Dudo Asmororoto, Pusaka Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen

- 3 Agustus 2022, 16:00 WIB
Kisah Kiai Baedlowi Pembawa Keris Dudo Asmororoto, Pusaka Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen
Kisah Kiai Baedlowi Pembawa Keris Dudo Asmororoto, Pusaka Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen /Tangkap layar Youtube.com/Bumi Mojopahit Channel/Foto Ilustrasi

BERITA BANTUL - Berikut ini adalah kisah Kiai Baedlowi salah satu keturunan Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen yang membawa Keris pusaka peninggalan Mbah Mutamakkin.

Syaikh Ahmad Mutamakkin atau dikenal dengan Mbah Mutamakkin atau Mbah Cebolek adalah salah satu Waliyullah yang makamnya ada di desa Kajen Margoyoso Pati.

Mbah Ahmad Mutamakkin dikenal memiliki banyak karomah dan pendakwah yang sangat hebat, kali ini ada kisah tentang pusakan Mbah Ahmad Mutamakkin.

Baca Juga: Doa Cepat Naik Haji, Ijazah Doa dari Kiai Sahal Wasilah Syekh Mutamakkin Kajen

Sebagaimana dikutip Beritabantul.com dari laman Bangkitmedia, KH Baedlowie Di percaya mempunyai karomah yang tinggi, terbukti dengan kesanggupannya membawa keris Syekh Mutamakkin Kajen Pati yang fenomenal, yaitu keris “Dudo Asmorototo”.

Keris ini diyakini mampu mengayomi seluruh keturunan Mbah Ahmad Mutamakkin di manapun keberadaannya.

Ada salah satu hal yang unik dari KH Baedlowi. Beliau sangat suka berbaur dengan orang-orang abangan.

Beliau mempunyai cara tersendiri dalam mendekati orang-orang seperti ini. Yakni melakukan dengan pendekatan hati, bukan serta merta memaksa untuk mengikuti ajarannya.

Semisal orang-orang abangan yang menyukai judi dengan cara aduan ayam sebagai medianya.

Baca Juga: Bersama Waliyullah asal Aceh, Adik Gus Dur Nyai Lily Wahid Temui Kiai Sahal Mahfudh Kajen

KH. Baedlowie pun mempunyai banyak ayam jago yang diternak sendiri. Beliau juga kerap memberi tawaran kepada orang-orang abangan itu,

“Hei, siapa yang ayam jagonya bagus, sini latihan sama punyaku…”

Dan Alhamdulillah atas izin Allah ayam-ayam KH Badlowie selalu menang. Begitulah cara mendekati orang-orang merah ala beliau, yaitu dengan cara berkomunikasi hingga bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Alhamdulillah satu demi satu dari Wetan Banon sampai ke timur Bulumanis orang-orang abangan semakin berkurang.

Dengan kondisi seperti ini pula yang akhirnya menjadikan para penerus beliau tidak mengajarkan agama Islam tidak secara salaf murni hingga saat ini. Yakni dengan menyesuaikan kondisi masyarakat.

Syeikh Mbah Ahmad Mutamakkin di kenal juga dengan nama Mbah Cebolek, beliau adalah seorang faqih yang disegani karena berpandangan jauh dan luas.

Baca Juga: Kusir Dokar Tercengang Dapat Amplop Tebal Mbah Dullah Salam Kajen, Hampir Semaput, Begini Kisahnya

Sebagai guru besar agama beliau berdakwah dari satu tempat ke tempat yang lain yang beliau anggap tepat sasaran.

Melihat penduduk dibeberapa tempat yang berlainan bahasa dan adatnya, dalam memilih daerah-daerah di pantai utara Jawa Syeikh Ahmad Mutamakkin membuat pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu.

Adapun sejarah beliau menurut catatan ahli tarikh, pada masa itu beliau melakukan misi dakwah menuju ke arah Barat, sampai ke Desa Kalipang, suatu daerah yang terletak di Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang.

Disana beliau menetap beberapa lama dan sempat mendirikan sebuah Masjid. Kemudian beliau melanjutkan perjalanan sampai ke Cebolek, sebuah Desa di kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah, yang waktu itu Cebolek masih bagian dari Kecamatan Juana.

Setelah bermukim di Cebolek beberapa lama, beliau kemudian hijrah ke Desa Kajen, sebuah Desa yang terletak disebelah Barat Desa Kajen.

Baca Juga: Mbah Dullah Salam Kajen Terima Amplop Tebal dari Dermawan, yang Terjadi Kemudian Tak Terduga, Kamu Pasti Kaget

Sebagai guru besar Agama, Syeikh Ahmad Mutamakkin menyebarkan Agama dan membuka lapangan pendidikan Islam untuk mencetak mubaligh dan kader-kader agama yang nantinya akan menyambung tali perjuangan beliau. Wallahu a'lam. ***

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah